“Pihak CCR Japan merasa respek dengan respon cepat dan dukungan kita. Karena itu, mereka memilih Pariaman sebagai lokasi pertama proyek percontohan ini di Indonesia,” ujarnya.
Rencananya, CCR Japan akan membuka kantor cabang di Kota Pariaman bulan depan, sekaligus merekrut tenaga kerja lokal. “Ini bukan hanya soal hibah, tapi juga peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Mereka akan mempekerjakan warga Pariaman di kantor barunya nanti,” tambah Yota.
Untuk memastikan keberlanjutan program, pemerintah daerah juga menyiapkan langkah tindak lanjut. “Kami akan menambah titik kran di sekolah, minimal tiga titik agar siswa mudah mengakses air bersih. Perawatan alat akan diawasi langsung oleh konsultan dari Jepang, yaitu Kato dan Sasahara, selaku tenaga ahli dan komisaris utama perusahaan,” jelasnya.
Yota menuturkan, jika kondisi keuangan daerah kembali stabil, pihaknya berencana membeli alat serupa untuk sekolah lain.
“Kami ingin seluruh siswa di Pariaman bisa menikmati air bersih seperti di SMPN 2. Sementara itu, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga juga akan mengatur distribusi agar sekolah lain bisa ikut memanfaatkan air hasil penyaringan ini,” ungkapnya.
Ia menutup dengan harapan besar agar bantuan ini menjadi titik awal peningkatan kualitas lingkungan belajar yang sehat dan nyaman di Kota Pariaman.
“Kesehatan anak-anak adalah prioritas utama. Hibah ini bukan sekadar teknologi, tapi bentuk kepedulian global terhadap generasi masa depan kita,” tutupnya. (*)














