“Mudah-mudahan lewat kegiatan seperti ini, kita bisa menggali lagi potensi bahasa Piaman dan menanamkan kecintaan anak-anak terhadap bahasa ibunya. Ke depan, kami akan mengupayakan agar materi bahasa Piaman juga masuk dalam pelajaran Budaya Alam Minangkabau (BAM) di sekolah,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua KKKS Pariaman Utara, Iis Mardianto, menjelaskan bahwa festival ini lahir dari keinginan untuk melestarikan budaya Minangkabau, khususnya budaya Piaman, agar peserta didik tidak melupakan akar kebudayaan mereka.
“Kita ingin anak-anak terbiasa membudayakan bahasa Piaman dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya saat lomba,” ujarnya.
Iis juga menyebutkan, penyelenggaraan festival ini sekaligus menjadi upaya untuk mengurangi dampak negatif penggunaan gawai di kalangan anak-anak.
“Sekarang banyak anak yang diberi handphone oleh orang tuanya. Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin mengembalikan fokus mereka ke hal-hal yang lebih positif dan membangun karakter,” katanya.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan dukungan luas dari berbagai pihak. “Alhamdulillah, kegiatan ini disokong penuh oleh masyarakat dan para perantau Pariaman. Banyak sponsor yang ikut membantu karena mereka bangga ada kegiatan yang menonjolkan bahasa dan budaya sendiri,” tambah Iis.
Senada dengan itu, Ketua Panitia, Roza Sepri Antoni, mengungkapkan bahwa ide penyelenggaraan lomba ini berawal dari keprihatinan terhadap menurunnya kecintaan anak-anak terhadap budaya lokal.














