“Di Desa Marunggi kemarin sudah sempat terjadi seperti itu. Kita langsung turun ke lapangan bersama petugas puskesmas untuk pemeriksaan dan penyuluhan,” tambahnya.
Sebagai langkah pencegahan, pihak Dinkes juga gencar melakukan edukasi ke sekolah-sekolah agar siswa mengenali gejala awal penyakit.
“Kami turun ke sekolah, memberi tahu anak-anak supaya peka. Kalau demam dan mata terasa nyeri waktu dikatupkan, itu bisa jadi tanda campak atau cacar air. Kalau begitu, jangan dulu ke sekolah, istirahat di rumah supaya tidak menular,” ujarnya.
Nazifah menegaskan, penyakit campak dan cacar air lebih cepat menular pada anak-anak karena daya tahan tubuh mereka belum sekuat orang dewasa. Oleh karena itu, orang tua diminta lebih memperhatikan kebersihan anak, mulai dari mencuci tangan, mengganti pakaian sepulang sekolah, dan menjaga asupan gizi.
Dinas Kesehatan juga sudah berkoordinasi dengan seluruh puskesmas untuk pemantauan aktif dan pelaporan cepat bila ada lonjakan kasus. Pemeriksaan spesimen terus dilakukan untuk memastikan penyebab penyakit dan mencegah penularan lebih luas.
“Yang penting itu kesadaran masyarakat. Kalau ada gejala, segera lapor ke puskesmas atau periksa ke dokter. Dengan deteksi cepat, kita bisa mencegah penyebarannya,” tutup Nazifah. (*)














