Ia menyampaikan, walaupun produksi unit pengolahan pupuk dari bahan kotoran sapi tersebut masih sedikit, namun membantu menopang kekurangan pupuk urea bersubsidi yang didapat oleh petani di Pariaman.
Selain menerima pupuk urea dan NPK Phonska bersubsidi, lanjutnya, Pariaman pada tahun ini juga menerima 60 ton pupuk NPK Formula bersubsidi. “Kalau pupuk jenis NPK Formula ini khusus untuk tanaman kakao,” ujarnya.
Ia menyampaikan, terkait dengan persepsi pemerintah pusat yang sebelumnya menganggap Pariaman merupakan kota yang tidak memiliki potensi memiliki lahan pertanian. “Pemerintah pusat beranggapan seperti itu, padahal di Pariaman ini masih banyak lahan yang dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan mendukung ketahanan pangan daerah,” ujarnya.
Setidaknya tiga dari empat kecamatan di Pariaman, yaitu Pariaman Selatan, Utara, dan Timur berpotensi dikembangkan untuk lahan pertanian dan peternakan. Selain itu, daerah itu memiliki petani sebanyak 3.300-an orang. Ia menambahkan, setelah Wali Kota Pariaman menyurati pihak terkait di pemerintah pusat terkait kondisi tersebut, maka persepsi tersebut sudah diluruskan. (*)