Tidak lama setelah kejadian, ibu kandung korban pulang ke rumah dan menyaksikan keadaan anaknya yang diam dan pucat. Sang ibu menjerit dan membawa korban bersama bapak tiri ke rumah sakit menggunakan Motor Supra tetangga.
“Sesampai di RS, korban meninggal dunia. Kemudian, pelaku berbohong telah menerima telpon sebagai dalih agar bisa melarikan diri,” lanjutnya.
Pada saat itu, pelaku diketahui tidak membawa telpon genggam maupun ATM. Ia langsung kabur karena cemas mengetahui kondisi korban yang tewas ketika tiba di rumah sakit.
“Jajaran kepolisian langsung mengejar pelaku, tapi karena tidak membawa HP, uang dan ATM sulit untuk menyelidikinya. Oleh sebab itu, pihak kepolisian harus melakukan pengejaran manual dengan menyebar ke beberapa tempat,” kata Kapolres Pariaman pada kesempatan yang sama.
Pengejaran dimulai dari penelusuran rekanan tersangka. Dari sana, tim yang dipimpin oleh Kasat Reskrim tersebut membagi pengejaran per wilayah.Hasil penyelidikan mengetahui, pelaku mulanya lari ke daerah Kabupaten Padang Pariaman.
DA menginap di tempat pamannya untuk meminta makan dan meminjam uang. Kata Kapolres, pelarian DA berlanjut ke Batang Anai untuk menginap di sebuah warung kosong. Keesokan harinya, ia pergi ke daerah bandara ke tempat salah seorang temannya.
“Di sana, pelaku bermalam dan berusaha meminjam uang kepada temannya. Namun, teman tersebut juga tidak ada uang sehingga pelaku diajak ke Teluk Bayur menemui teman lainnya,” paparnya.