Namun, setelah diperiksa lebih lanjut, masih ada sekitar 300 tenaga honorer yang luput dari pengusulan karena adanya permasalahan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Saat ini, jumlah keseluruhan tenaga honorer yang diusulkan berjumlah 1.500 orang.
“Mulanya 1.277 ditetapkan pusat, karena ada dinamika lagi setelah diperiksa yang bersangkutan benar-benar bekerja, tapi belum tertampung. Dengan ruang yang diberikan oleh pusat, saya perjuangkan lagi termasuk menandatangani surat pertanggung jawaban mutlak bisa membayar gaji mereka nanti,” papar Roberia.
Pada kesempatan itu, Pj Wali Kota Pariaman itu menjamin, seluruh nama yang diusulkan benar-benar honorer yang sudah mengabdi dalam bidang pekerjaannya selama waktu hitungan tahun. Ia mengatakan, sudah berupaya mengantisipasi adanya honorer “siluman”.
“Saya jamin jumlah yang diperjuangkan ini sungguh-sungguh honorer, bukan siluman yang tiba-tiba namanya karena diselipkan. Saya sudah berkoordinasi dan mendorong pejabat yang berwenang untuk memakai hati nurani dalam mendaftarkan nama,” katanya.
Pengusulan tenaga honorer menjadi ASN di Kota Pariaman mendapat sambutan baik dari para pegawai. Salah satunya, Junaidi yang sudah mengabdi sebagai pegawai honorer di lingkungan pemko selama 12 tahun.
“Kita yang sudah belasan tahun jadi honorer akhirnya memiliki harapan diangkat menjadi ASN. Ini merupakan suatu kegembiraan karena banyak honorer yang mempertanyakan nasib mereka setelah 2025 besok yang kabarnya honorer ditiadakan,” katanya.