PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Arak-arakan pada prosesi maambiak batang pisang Tabuik Subarang diramaikan dengan kehadiran anak-anak. Mereka antusias membawa batang pisang yang baru ditebang untuk diantarkan ke daraga.
Niniak Mamak Tabuik Subarang, Suhermen Mursyid mengaku bangga dengan kehadiran anak-anak yang meramaikan arak-arakan prosesi Tabuik. Menurutnya, hal tersebut berdampak positif terhadap pelestarian budaya khas Pariaman itu.
“Mereka yang akan menjadi generasi penggerak budaya Tabuik di masa depan. Kehadiran anak-anak hari ini menandakan bahwa kebudayaan kita masih dilestarikan,” katanya kepada Haluan, Kamis (11/7).
Seorang anak yang akrab disapa Buyuang mengatakan, ia bersama teman-teman sebaya sengaja hadir pada prosesi Tabuik. Maarak batang pisang yang baru ditebang bersama peserta arak-arakan lainnya menjadi kesenangan tersendiri bagi Buyuang dan teman-teman.
“Senang sekali bisa ikut arak-arakan. Saya bersama teman-teman bisa ikut membantu membawakan batang pisang yang ditebang dalam kelompok arak-arakan,” katanya.
Maambiak batang pisang merupakan prosesi kedua dari Pesona Budaya Tabuik yang dilangsungkan pada 5 Muharam 1446 Hijriah.
Pada pelaksanaannya, terdapat batang pisang dan batang tebu yang ditanam, kemudian ditebang dengan satu tebasan oleh algojo menggunakan pedang khusus yang disebut pedang Jinawai. (*)