PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Realisasi layanan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap 1 pada Juli lalu di Kota Pariaman belum mencapai target. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan daerah tersebut, capaian imunisasi polio hanya 74,4 persen dari target 95 persen.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Hendri Putra mengatakan, tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah menjadi penyebab sedikitnya persentase anak yang melakukan imunisasi polio. Menurutnya sosialisasi kepada orang tua harus lebih digencarkan lagi.
“Masih banyak orang tua yang belum mengetahui, ada juga yang tahu tapi karena termakan hoaks tidak mengizinkan anaknya diimunisasi. Ada kasus kemarin, orang tua tidak mau dan itu sudah kami kunjungi untuk sosialisasi langsung,” katanya.
Hendri menyebut, anggapan bahwa vaksin polio menyebabkan imun tubuh anak menurun ialah hoaks. Menurutnya, anggapan inilah yang beredar di kalangan orang tua, sehingga membutuhkan peran Dinas Kesehatan untuk memberi edukasi yang lebih gencar.
Adapun PIN polio terbagi ke dalam dua tahapan. Tahap pertama berlangsung pada Juli, sedangkan tahap kedua di bulan Agustus, tepatnya selang dua minggu setelah tahap satu.
“Sampai Jumat (23/8), imunisasi polio tahap dua sudah mencapai 48 persen. Target kita tetap 95 persen, sehingga harus lebih gencar sosialisasi dan kami juga rutin perkembangan imunisasi di posyandu dan sekolah-sekolah,” ujar Hendri.
Dalam hal ini, PIN polio diperuntukkan kepada bayi mulai usia satu hari hingga anak-anak usia tujuh tahun. Oleh karena itu, selain posyandu, imunisasi juga digiatkan oleh Dinas Kesehatan dengan mendatangi sekolah dasar di Kota Pariaman.
Ia menyebut, imunisasi polio diberikan secara oral sebanyak dua tetes dengan jarak waktu antara tahap pertama dengan tahap kedua selama dua pekan. Selain menggiatkan imunisasi tahap dua, pihaknya juga masih mengupayakan anak yang belum imunisasi tahap satu agar segera melaksanakannya.
Hendri mengatakan, usai imunisasi polio, Dinas Kesehatan tetap melakukan pemantauan untuk mencegah kejadian pasca imunisasi. Sejauh ini, ia menyebut Kota Pariaman termasuk daerah bebas polio, tapi tetap waspada karena di daerah lain seperti provinsi Aceh penyakit tersebut sudah menular.
“Kami selalu follow up untuk antisipasi pasca imunisasi. Begitu juga giat sosialisasi untuk mengedukasi pentingnya imunisasi polio kepada masyarakat,” katanya. (*)