PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Perpustakaan representatif yang berada di Jalan Bypass Jati, Kota Pariaman itu telah mulai beroperasi. Bangunan tiga lantai yang didirikan oleh dana pusat melalui dana alokasi khusus (DAK) itu telah rampung pembangunannya sejak awal tahun 2024.
Pengunjung dari kelompok pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum sudah mulai berkunjung untuk sekedar membaca dan meminjam buku, hingga belajar di sana.
“Pada pertengahan Januari, kami dari sudah mulai berkantor di sana. Perabot dan perlengkapan seperti buku-buku dari perpustakaan lama juga sudah dipindahkan seluruhnya ke gedung baru,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pariaman Muhammad Syukri, Selasa (17/9).
Kendati telah rampung, ia mengatakan, rak yang ditempatkan ke gedung perpustakaan tersebut masih memakai yang lama. Begitu juga koleksi buku, belum ada penambahan.
Syukri menyebut, perpustakaan representatif tersebut akan mendapatkan DAK kembali untuk perabot dan koleksi buku. Hibah tersebut dijadwalkan cair pada tahun 2025 mendatang.
“Kita mendapat DAK fisik sebanyak Rp700 juta dengan pembagian Rp500 juta untuk perabot dan Rp200 juta untuk penambahan koleksi buku. Tahun depan rencana realisasinya,” kata Syukri.
Selain anggaran fisik, pihaknya juga bakal mendapat DAK untuk anggaram non fisik sebanyak Rp500 juta. Katanya, dana tersebut akan dialokasikan untuk kegiatan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan seperti seminar, pelatihan dan kegiatan lainnya.
Sebelumnya, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pariaman mendapatkan DAK bidang pendidikan sub bidang Perpustakaan sebesar Rp10,3 miliar untuk pembangunan gedung perpustakaan.
Dana tersebut mencakup biaya pembangunan gedung sekaligus penyediaan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Syukri mengatakan, adanya gedung perpustakaan representatif di Kota Pariaman menjadi salah satu perwujudan target peningkatan literasi masyarakat. Ia meyakini, masyarakat Kota Pariaman akan semakin terbantu dari segi pengetahuan juga kreatifitas.
Tidak hanya menyediakan rak-rak penuh buku, perpustakaan representatif tersebut akan dilengkapi berbagai fasilitas lain berupa ruangan-ruangan khusus berbagai fungsi. “Perpustakaan ini akan memiliki ruang baca, ruang digital, ruang pelatihan, ruang pertemuan serta ruang audio visual,” katanya.
Adapun ruang baca yang dimaksud, tidak hanya ditujukan untuk orang dewasa tetapi juga untuk anak-anak. Kata, Muhammad Syukri, para orang tua yang membawa anak bisa sekalikus menitipkan anak mereka di ruang baca khusus dengan fasilitas bermain.
“Nggak hanya orang dewasa, nanti kalau ada orang tua yang membawa anak, supaya kegiatan membaca tidak terganggu anak-anaknya bisa dititipkan di ruang baca khusus yang dilengkapi banyak permainan,” ujarnya.
Ia juga menjabarkan adanya ruang pelatihan pada perpustakaan representatif tersebut dapat digunakan untuk memfasilitasi program Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, yaitu transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
“Nah, program yang sudah kami jalankan dan sudah pernah mengadakan pelatihan kepada masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan literasi masyarakat agar mereka bisa berkreasi membuat produk yang bernilai ekonomi,” paparnya.
Kemudian, ruang audio visual, menurut Muhammad Syukri fasilitas tersebut harus ada nantinya di gedung perpustakaan baru tersebut. Katanya, menambah literasi tidak melulu melalui bacaan buku tetapi juga bisa dengan menonton tayangan video. (*)