Teks foto ; Masyarakat Nagari Sariak (Desa Adat), di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat, menggelar selamatan atau tasyakuran atas selesainya pembangunan jalan Usaha Tani (UT), Senin (30/12). Osniwati
PASBAR, HARIANHALUAN.ID — Masyarakat Nagari Sariak (Desa Adat), di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar, menggelar selamatan atau tasyakuran atas selesainya pembangunan jalan Usaha Tani (UT), Senin (30/12).
Selamatan ini bentuk rasa syukur warga Sariak akses jalan tersebut selesai dibangun setelah sekian lama mereka harapkan.
Acara syukuran ini dilaksanakan langsung di jalan UT tersebut yang dihadiri oleh Camat Luhak Nan Duo, Pj Wali Nagari Sariak bersama seluruh staf, LPMN, Bamus, Karang Taruna, Bundo Kanduang.
Kemudian, Babinsa, Bhabinkamtibmas, PKK, Kelompok Tani, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat dan masyarakat pengguna jalan lainnya.
“Acara syukuran ini adalah hajat masyarakat Nagari Sariak atas pembangunan lanjutan jalan usaha tani ini,” kata Pj Wali Nagari Sariak, Edi Hartono.
Menurutnya masyarakat bersyukur karena jalan UT yang dibangun ini sangat membantu untuk memperlancar keluarnya hasil tani mereka, sebab dahulunya adalah rawa.
Jalan UT ini dibiayai dari Anggaran Dana Desa (ADD) Tahun 2024 dengan nilai Rp 150 juta dengan panjang 350 meter dan pemasangan DAM jalan sepanjang 165 meter.
Edi Hartono mengatakan masyarakat secara swadaya mengadakan syukuran dengan berdoa dan makan bersama.
“Masyarakat di sini bersyukur atas datangnya program pemerintah yang saat ini sudah dirasakan bersama. Program ini, program pemerintah nagari,” kata dia.
Dia menyebut, dirinya belum genap dua tahun menjabat. Sementara pembangunan lanjutan Jalan usaha tani tersebut sudah beberapa tahun diharapkan dibangun karena terputus oleh rawa.
“Pada hakikatnya tugas pemerintah untuk memperjuangkan apa yang dibutuhkan oleh seluruh masyarakat,” sebut dia.
Dia juga berpesan kepada masyarakat setempat untuk merawat jalan tersebut dan dapat menyesuaikan tonase jalan jika mengeluarkan hasil tani kedepannya.
Sementara itu, salah seorang Tokoh Adat Nagari Sariak, Armis Datuak Mangkuto engatakan mayoritas warga di daerah itu menggantungkan kegiatan ekonominya di sawah dan perkebunan.
“Warga disini banyak menanam komoditas pangan, semisal padi dan jagung. Lalu ada juga perkebunan dengan tanaman kelapa sawit. Jadi dengan adanya jalan ini, biaya angkut hasil tani warga tidak seperti dahulu lagi,” kata Armis. (*)