PASBAR, HARIANHALUAN.ID – Selama tahun 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) mencatat kerugian akibat bencana alam dan non alam mencapai Rp3,2 miliar.
Menurut Kepala BPBD Pasaman Barat, Jhon Edwar bahwa selain dari kerugian materil tersebut juga ada yang kerugian atau kehilangan anggota keluarga. Sepanjang tahun 2024 tersebut dari bencana alam sebanyak delapan orang meninggal dunia.
“Dari berbagai bencana itu mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan tiga orang mengalami luka,” katanya.
Ia menambahkan, bencana alam yang terjadi selama 2024 yakni banjir, longsor, erosi, angin kencang, orang hilang, kebakaran, pohon tumbang dan gelombang tinggi. Adapun dampak dari bencana itu warga yang mengungsi sebanyak 444 kepala keluarga atau 519 jiwa dari bencana alam banjir.
Bencana alam itu juga mengakibatkan 34 unit rumah rusak berat. Sembilan unit rumah rusak sedang, tiga unit rumah rusak ringan dan 1.460 unit rumah terdampak, serta lima unit rumah hanyut.
“Bencana alam menyebabkan satu unit rumah ibadah dan satu unit perkantoran rusak. Lalu kerusakan sarana prasara na lima unit irigasi, dua bendungan, 11 unit jembatan dan 745 meter jalan,” katanya.
Selanjutnya kerusakan areal pertanian sawah 123 haktare dan perkebunan 365 hektare. Pasaman Barat merupakan daerah rawan bencana alam, karena tipe wilayah pegunungan, dataran rendah, perbukitan dan pantai.
“Bencana alam yang banyak terjadi adalah banjir, longsor, gempa dan abrasi. Juga angin kencang, badai dan angin puting beliung,” katanya.
Pihaknya pada 2025 ini akan membentuk kelompok siaga bencana di 90 nagari yang ada. Karena akan sangat bermanfaat bagi penanganan bencana di tingkat nagari.
“Saat ini baru ada dua nagari (desa) yang memiliki kelompok siaga bencana, yakni di Nagari Sinuruik, Kecamatan Talamau, dan Nagari Aia Gadang, Kecamatan Pasaman,” katanya.
Selain itu, juga akan meningkatkan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat terutama di daerah pesisir. “Daerah pesisir kita diantaranya Sasak Ranah Pasisia, Sikilang, Sikabau, Mandiangin, dan Air Bangis,” katanya. (*)