Nagari Pematang Panjang Dukung Ketahanan Pangan

Sekda Hendra Putra melakukan penanaman padi ladang kering di Nagari Pematang Panjang Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat. Osniwati

PASBAR, HARIANHALUAN.ID — Nagari Pematang Panjang Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat dijadikan lokasi penanaman padi lahan kering (padi gogo) dengan tanaman serbaguna atau pola agroforestry pangan .

Saat ini telah ditanam 71 hektare lahan di Pasaman Barat dengan target pengembangan mencapai 4.599 hektare.

Kegiatan pola agroforestry panganini dilaksanakan  secara nasional di enam regional, dengan pusat kegiatan di Indramayu pada Selasa (4/2) lalu. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Menteri Kehutanan dan Menteri Pertanian. 

Di Pasaman Barat, acara pembukaan berlangsung secara virtual melalui zoom meeting di Lubuk Manggis Nagari Pematang Panjang Kecamatan Koto Balingka. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Menteri Kehutanan dan Menteri Pertanian.

Penanaman padi gogo merupakan bagian dari optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan secara berkelanjutan dengan pendekatan pola agroforestri, yakni mengintegrasikan tanaman pertanian dengan tanaman kehutanan guna mencapai manfaat ekologis, ekonomi, dan sosial.

Dalam amanatnya, Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan produktivitas lahan, memperkuat ketahanan pangan, serta mendukung kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.

Pengembangan dilakukan dengan pola agroforestri yang juga dapat menjadi solusi adaptif dan mitigatif yang efektif dalam mendukung ketahanan pangan.

“Dikatakannya ketahanan pangan bukan hanya tentang ketersediaan bahan pangan, tetapi juga tentang pengelolaan sumber daya alam yang bijak dan berkelanjutan.

“Dengan integrasi antara pertanian dan kehutanan, kita dapat memaksimalkan produktivitas lahan, mendukung kesejahteraan masyarakat, dan melindungi ekosistem,” ujar Raja Juli.

Ia menambahkan bahwa berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, Kementerian Kehutanan melalui program kehutanan sosial bersama Kementerian Pertanian menargetkan pengembangan agroforestri untuk tanaman pangan seluas  lebih kurang 1,9 juta hektare.

“Dari luasan tersebut, terdapat areal yang sesuai untuk komoditas padi lahan kering seluas  lebih kurang 389.406 hektare. Jika ditambahkan dengan potensi pada areal Perhutani, maka terdapat potensi areal untuk pengembangan padi lahan kering seluas 419.462,37 hektare.”

Selain itu, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa kegiatan penanaman agroforestri pangan serentak ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan ketahanan pangan yang kokoh dan mandiri.

Program ini juga merupakan wujud komitmen pemerintah dalam menjadikan hutan sebagai cadangan pangan melalui pengembangan agroforestri.

“Dengan demikian, hutan tidak hanya memberikan manfaat ekologi, tetapi juga manfaat ekonomi dan sosial yang berimbang demi pengelolaan hutan yang berkelanjutan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tegas Amran.

Di akhir pembukaan kegiatan tersebut, Menteri Kehutanan dan Menteri Pertanian juga menandatangani Nota Kesepahaman antara Kementerian Kehutanan dan Kementerian Pertanian Tentang Sinergitas Program Pembangunan Bidang Kehutanan Dengan Bidang Pertanian Untuk Mewujudkan Swasembada Pangan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Pasaman Barat Hendra Putra menyampaikan bahwa saat ini telah ditanam 71 hektare lahan di Pasaman Barat dengan target pengembangan mencapai 4.599 hektare.

Ia berharap program ini tidak hanya menjadi seremonial, tetapi benar-benar diimplementasikan dengan baik agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Ia juga mengajak forkopimda serta perusahaan perkebunan kelapa sawit di Pasaman Barat untuk mendukung keberhasilan program ini demi mewujudkan kemandirian pangan di daerah.

Selain padi gogo, berbagai program swasembada pangan seperti penanaman ubi dan jagung juga tengah dikembangkan. Ia menegaskan pentingnya keterpaduan antarpogram agar hasil yang dicapai lebih optimal.

Lebih lanjut, ia mengajak seluruh kecamatan di Pasaman Barat untuk berpartisipasi dalam program penanaman padi gogo sebagai bagian dari upaya ketahanan pangan berbasis swadaya masyarakat.

Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat Febrina Tri Susila Putri menegaskan bahwa sektor pertanian tetap menjadi sektor utama dalam pembangunan daerah.

Namun, tantangan yang dihadapi cukup besar, terutama terkait dengan alih fungsi lahan yang semakin meningkat.

Ia juga menekankan bahwa meskipun anggaran untuk program ini belum sepenuhnya jelas, pelaksanaannya tetap harus berjalan guna mencapai ketahanan pangan secara mandiri.

Tokoh masyarakat Lubuk Manggis, Najjar, menyampaikan bahwa masyarakat setempat telah menyiapkan lahan seluas 500 hingga 1.000 hektare yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian.

Ia berharap kesiapan masyarakat dalam mendukung program pemerintah semakin meningkat karena keberhasilan program ini sangat bergantung pada dukungan semua pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga masyarakat. “Kami juga berharap adanya bimbingan dari stakeholder terkait dalam mengembangkan program ini. Kemampuan kami maupun masyarakat perlu diarahkan agar program ini bisa berhasil sesuai dengan harapan,” ujarnya.(*)

Exit mobile version