PASBAR, HARIANHALUAN.ID – Bupati Pasaman Barat, Yulianto, menerima audiensi sekaligus mendampingi kegiatan survei lokasi dalam rangka penyusunan studi pendahuluan Proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Teluk Tapang, pada Minggu (13/7). Survei dilakukan bersama tim dari Pusat Pembiayaan Infrastruktur Transportasi Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan.
Kegiatan dimulai di Rumah Dinas Bupati Pasaman Barat dengan melakukan audiensi dan pemaparan yang dihadiri jajaran kepala OPD Pasaman Barat, diantaranya Kepala Dinas PUPR, Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Bappelitbangda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala DPMPTSP, dan Kepala Dinas Kominfo. Tim dari Kementerian Perhubungan dipimpin oleh Adrianto dan Iis dari Bidang Laut, serta turut hadir tenaga ahli Prof. Hera dan Anto, serta konsultan teknis Fuad.
Audiensi dan survei ini bertujuan untuk meninjau langsung kesiapan lokasi pengembangan Pelabuhan Teluk Tapang di Air Bangis, yang direncanakan akan mulai dibangun pada 2025 menggunakan anggaran pemerintah pusat senilai Rp116 miliar. Pembangunan tahap awal akan mencakup fasilitas perkantoran, area parkir, stopel, dan sarana pendukung lainnya di atas lahan seluas 12,5 hektare.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Yulianto menekankan pentingnya percepatan pembangunan pelabuhan sebagai solusi atas keterbatasan operasional di Pelabuhan Teluk Bayur, sekaligus mendukung kelancaran distribusi logistik dari wilayah Pasaman Barat dan sekitarnya.
“Pelabuhan Teluk Tapang akan menjadi simpul logistik strategis, tidak hanya bagi Pasaman Barat, tetapi juga untuk kawasan utara Sumatera Barat hingga Mandailing Natal, Sumatera Utara,” ujar Yulianto.
Pelabuhan ini dinilai memiliki potensi besar, mengingat Pasaman Barat merupakan penghasil utama kelapa sawit dengan luas tanam mencapai 101.402 hektare dan produksi 330.881 ton per tahun. Selain itu, terdapat potensi jagung seluas 45.523 hektare, serta potensi tambang seperti bijih besi, mangan, dan granit yang lokasinya hanya 6 hingga 9 kilometer dari pelabuhan.
Tim Kementerian Perhubungan juga mencatat potensi kawasan ini untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata maritim, mengingat kawasan Teluk Tapang memiliki nilai sejarah sebagai pusat ekonomi pada masa kolonial, termasuk sisa-sisa benteng yang masih dapat ditemukan.