Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat membantu masyarakat, terutama yang tinggal di pedesaan. Ia berharap layanan jemput bola semacam ini bisa dilaksanakan secara rutin agar warga tidak kesulitan ketika membutuhkan pelayanan.
Hal yang sama juga disampaikan, Slamet (60), ia merasakan manfaat dari kehadiran BPJS Keliling. Ia datang untuk mengurus perubahan status kepesertaannya, dari sebelumnya peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) menjadi peserta mandiri Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).
“Karena kondisi saya sekarang sudah tidak lagi tercatat sebagai penerima bantuan, saya memutuskan untuk beralih ke peserta mandiri. Saya kira prosesnya rumit, tapi ternyata lewat BPJS Keliling ini cukup mudah dan jelas. Petugas membantu menjelaskan prosedur serta besaran iuran yang harus saya bayarkan setiap bulan,” tutur Slamet.
Ia juga mengapresiasi edukasi yang diberikan petugas mengenai pentingnya menjaga iuran tetap aktif demi keberlangsungan jaminan kesehatan.
“Saya jadi paham bahwa dengan membayar iuran tepat waktu, bukan hanya diri saya yang terbantu, tetapi juga untuk keberlangsungan layanan kesehatan masyarakat secara luas,” kata Slamet.
Selain melayani kebutuhan administrasi, petugas BPJS Kesehatan juga menyempatkan diri memberikan sosialisasi singkat mengenai fitur-fitur terbaru aplikasi Mobile JKN yang bisa dimanfaatkan peserta untuk mengakses layanan secara digital. Dengan aplikasi tersebut, peserta dapat lebih mudah mengecek status kepesertaan, pembayaran iuran, hingga informasi fasilitas kesehatan.
“Saya juga diberi pemahaman tentang manfaat Mobile JKN. Kebetulan saya datang bersama istri, jadi dia yang mendengarkan dengan seksama tentang fitur-fitur didalamnya. Bagi saya yang teringat saat itu adalah tentang ambil antrian bisa dari rumah. Jika begitu tentu saya hanya perlu mengestimasikan saja kapan harus berangkat dari rumah ke faskes tempat terdaftar,” tutur Slamet. (*)