PASBAR, HARIANHALUAN.ID —Â Nagari Maligi merupakan daerah yang termasuk Zero dose atau anak yang belum mendapatkan satu kalipun imunisasi.
Hal ini terungkap ketika Ketua PKK Pasbar Sifrowati Yulianto melakukan monitoring dan evaluasi ke wilayah tersebut beberapa waktu yang lalu.
Nagari Maligi memiliki kasus stunting yang termasuk tinggi, dengan prevalensi mencapai 41% berdasarkan data Puskesmas Sasak pada Februari 202. Angka ini menempatkan Nagari Maligi sebagai salah satu daerah dengan prevalensi tertinggi di Pasaman Barat.
“Walaupun persentase semakin turun dari tahun 2023, namun zero dose nya masih tinggi. Artinya masih ada warga masyarakat yang belum sepenuhnya sadar tentang kesehatan anak dan memantau kondisi Balitanya,” ucap Sifrowati Yulianto.
Ia menambahkan, pihaknya saat ini fokus untuk memberantas wilayah zero dose. Jika dibiarkan zero dose ini berlangsung lama, ditakutkan akan ada anak balita dengan kasus-kasus stunting baru. Atau penyakit beresiko tinggi.
“Ini kita takutkan untuk kesehatan anak anak kita,” katanya.Â
Pemerintah daerah telah berupaya menurunkan angka stunting melalui berbagai program, seperti Audit Kasus Stunting yang melibatkan Camat dan Wali Nagari serta Rembuk Stunting untuk merumuskan strategi pencegahan bersama para pemangku kepentingan.