Selanjutnya, 717 unit rumah yang sudah diverifikasi tim teknis di lapangan dengan rincian 504 unit rumah sudah bisa dimulai proses pembangunannya, 209 unit tidak bisa dilakukan proses pembangunan karena adanya penilaian turun status.
Sementara, empat unit belum diverifikasi oleh tim teknis lapangan. Sebanyak tujuh unit rumah yang membangun secara reimbursement mandiri sudah selesai pemberkasan dan sedang dalam proses pencairan. “Dari 504 ini yang sudah bisa dimulai pembangunannya, kita beri tenggang waktu sekitar dua bulan,” katanya.
Ia menjelaskan, 48 di antaranya mendapat bantuan dari yayasan, perusahaan atau organisasi lain. Empat unit yang belum diverifikasi dengan rincian tiga di Kecamatan Kinali dan satu di Kecamatan Pasaman. “Tim teknis terus memacu percepatan sehingga masyarakat bisa menerima bantuan,” tutur Hamsuardi.
Sebelumnya, ratusan korban gempa Pasaman kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pasaman Barat (Pasbar) Rabu (5/9). Mereka menuntut agar dana bantuan gempa yang sudah bertahun ditunggu segera direalisasikan. Mereka juga mengancam apabila hal ini tak direspon, mereka akan berdemo selama satu bulan sampai permintaan itu dikabulkan.
Mereka meminta agar pemerintah bisa mencairkan dana gempa bagi rumah rusak berat dengan total 1.111 unit. Dimana dari catatan di BPBD setempat ada rumah rusak berat dengan usulan sebanyak 1.217 dan setelah diverifikasi dan diusulkan ke BNPB menjadi 1.111 unit. Rusak sedang berjumlah 1.171 unit, rusak ringan berjumlah 2.548 unit.
Dari total 1.111 tersebut sudah dicairkan sebanyak 394 unit. Sebanyak 148 sisa dengan reimbursement mandiri akan dicairkan setelah verifikasi bobot volume pekerjaan oleh tim teknis tuntas. Sehingga sisanya 717 unit, dengan rincian 631 sudah diverifikasi dan divalidasi dalam proses pencairan juga, sisanya 86 akan dilakukan verifikasi. Sementara usulan tambahan di luar 1.111 unit sebanyak 266 yang akan di-SK-kan bupati juga bisa disegerakan.