Industri pabrik CPO milik pemerintah yang terletak di Pasaman Barat turut menggeliat, PTPN 6 akhirnya memutuskan untuk dedieselisasi ke PLN setelah sekian tahun menggunakan double suplai, suplai PLN dan suplai pembangkit mandiri. Sejak Oktober 2023, PTPN 6 melakukan permohonan penyambungan listrik 1.110 MW ke lokasi pabriknya.
PT Bakrie Pasaman Plantations dan PTPN 6 akan menjadi dua pabrik CPO pertama di Pasaman Barat yang 100 persen menggunakan suplai listrik dari PLN. Beberapa CPO lainnya masih menggunakan double suplai, suplai listrik dan dibantu pembangkit mandiri. Bahan bakar pada pembangkit mandiri dapat menggunakan ampas sawit atau ampas sawit dan BBM.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sumatra Barat, Eric Rossi Priyo Nugroho menyampaikan, penggunaan suplai listrik total 100 persen akan menguntungkan pelanggan industri. Banyak pelanggan telah membuktikan sendiri bahwa penggunaan listrik lebih efisien, selain juga mudah, bersih dan bebas polusi.
Senada dengan Eric, Fetrizal, Manager Operasional Stone Crusher PT Peridon Siap Maju mengatakan, penggunaan listrik PLN memudahkan operasional pabriknya. ‘’Kami tidak perlu berulang kali melakukan pembelian solar. Apalagi solar saat ini sudah sulit. PLN membuat semua lebih mudah. Semua suplai dari PLN, operasional dari PLN, bebas biaya perawatan pembangkit mandiri. Kami hanya tinggal melakukan pembayaran tiap bulan,’’ ucapnya.
Selain itu, tambah Fetrizal, industri crusher membutuhkan jaringan andal karena operasional mesin yang membutuhkan listrik tanpa jeda. ‘’Padam lebih dari beberapa detik akan merugikan kami. Karena jika listrik padam, mesin harus dioperasikan dari awal. Merugikan waktu, tenaga dan produksi,’’ katanya.
Eric mengatakan, PLN siap mendukung kemajuan industri Pasaman Barat, pun seluruh wilayah Sumatra Barat dengan suplai listrik cukup dan andal. ‘’Jadi mari percayakan suplai listrik anda kepada PLN, bapak ibu kelola industrinya, kami akan urusi listriknya,’’ tutur Eric. (*)