PEKANBARU, HARIANHALUAN.ID — Praktisi keinsinyuran nasional sekaligus tokoh muda asal Pasaman, Ir. Ulul Azmi, ST., CST., IPM., ASEAN Eng., mendorong pemimpin baru Kabupaten Pasaman memanfaatkan peluang perdagangan karbon sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berkelanjutan.
Menurutnya, Pasaman memiliki kawasan hutan seluas sekitar 264.057 hektare, terdiri dari Hutan Lindung (196.706 ha), Cagar Alam (32.288 ha), Hutan Produksi Terbatas (29.566 ha), Hutan Produksi Konversi (4.924 ha), dan Taman Wisata Alam (570 ha).
Luas tersebut mencakup sekitar 67 persen dari total wilayah kabupaten, menjadikan Pasaman salah satu daerah dengan cadangan karbon alami terbesar di Sumatera Barat.
“Jika dikelola secara profesional, potensi karbon ini bisa menjadi sumber pemasukan yang signifikan dan berkelanjutan. Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi juga strategi peningkatan PAD dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Ulul Azmi menjelaskan bahwa Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK) memberi kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengembangkan proyek karbon sebagai bagian dari pembangunan hijau.
Karena itu, ia mendorong pemimpin Pasaman menyusun regulasi daerah berupa Perbup atau Perda, membentuk tim teknis lintas sektor yang melibatkan OPD, akademisi, dan masyarakat adat, serta memetakan proyek karbon potensial seperti hutan adat, pertanian organik, dan kawasan konservasi.
Proyek-proyek tersebut, lanjutnya, harus didaftarkan ke Sistem Registri Nasional (SRN PPI) untuk mendapatkan sertifikasi resmi, kemudian dikembangkan melalui kemitraan dengan sektor swasta, LSM lingkungan, maupun investor karbon global.
“Kepemimpinan baru di Pasaman harus berani melakukan terobosan. Perdagangan karbon bisa membuka sumber pendapatan baru, menciptakan lapangan kerja hijau, dan menjaga alam untuk generasi mendatang,” tegasnya.
Sebagai Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Riau, Ulul Azmi juga menekankan pentingnya menjadikan Pasaman sebagai percontohan ekonomi hijau di Sumatera Barat.
“Dari hutan yang lestari, lahir PAD yang berdikari. Saatnya Pasaman Bangkit memimpin ekonomi hijau, dimulai dari komitmen kepala daerah yang visioner,” pungkasnya. (*)