Sementara itu, Bupati Pasaman Benny Utama menyampaikan, PasEFest dan Land of Equator City merupakan upaya mewujudkan perioritas pembangunan prioritas untuk menjadikan Pasaman sebagai tujuan wisata. Menampilkan wisata sejarah berpadu pertunjukan seni budaya bertepatan dengan momentum titik kulminasi Matahari yang hanya terjadi dua kali dalam setahun.
“Diselenggarakan pada 16-19 Juni 2022, PasEFest pertama ini digelar dalam bentuk perayaan anak nagari menyambut deklarasi tersebut, dengan mengusung tema Merayakan Keragaman Budaya di Khatulistiwa,” tutur Benny.
“PasEFest dipusatkan di kawasan terpadu Museum Tuanku Imam Bonjol dan titik kulminasi equator, serta di tiga desa wisata unggulan Pasaman, Nagari Simpang; Jambak; dan Lubuak Gadang. Ini adalah sebuah event yang meramu warisan sejarah, budaya dan keunikan alam yang terdapat di Pasaman,’ lanjutnya.
Menyambut transformasi kampung halaman Imam Bonjol itu sebagai Land of The Equator, dalam waktu dekat Pemerintah Pasaman juga akan menyelenggarakan sayembara pembuatan logo dan tugu Pasaman Land of The Equator sebagai simbol yang akan memperkenalkan Pasaman di kancah pariwisata internasional. (*)