Menurut Andan, hal tersebut dibuktikan bahwa adanya klaim dua oknum alumni yang mencoba mengacak acak GMNI Pasaman yg secara sepihak mengaku mendapat perintah langsung dari DPP Arjuna untuk membentuk dan melahirkan cabang baru di Pasaman ditengah kepengurusan mereka masih ada.
Dengan demikian, kami ke 13 orang pengurus DPC langsung mengadakan rapat Cabang dengan para kader. Hasil musyawarah kami pengurus cabang dan para kader satu tekad dan bulat, karena kepengurusan kami tidak dihargai maka kami menentukan sikap dan deklarasi, Terang Andan.
Andan sangat menyayangkan jika sikap dua oknum alumni yg mengambil alih tersebut ikut campur mengurusi cabang aktif, padahal banyak alumni GMNI di Pasaman dan di Sumbar itu tidak pernah mau sama sekali mengurusi urusan cabang GMNI aktif.
“Saya tidak tahu apa kepentingan mereka sampai kami sendiripun tidak dilibatkan, yang jelas mereka menunjuk sendiri seseorang sebagai pengurus, membuat iklan sendiri dan menyebarkannya, bahkan kami juga tidak tahu apakah mekanismenya melalui konfercab atau seperti apa,”, Jelas Andan.
Selain itu, pengurus GMNI Pasaman juga menyayangkan adanya upaya dua oknum tersebut yang berupaya memboncengi kepentingan ditengah kondisi GMNI saat ini.“Kami juga mencermati adanya dugaan keterlibatan dua oknum yang tidak bertanggung jawab itu yang mencoba memanfaatkan kondisi internal GMNI dan membawa nama Cabang GMNI Pasaman tanpa sepengetahuan kami,” tambah Andan.
DPC GMNI Pasaman sangat menyayangkan jika kedua oknum alumni itu malah terlibat langsung mengacak acak GMNI Aktif, Cabang menilai tidak seharusnya itu dilakukan, apalagi kedua oknum itu adalah seorang komisioner Bawaslu dan satunya lagi mantan ketua cabang daerah sebelah,” tegas mereka.
Atas dasar itu semualah kami pengurus DPC GMNI Pasaman karena sudah merasa tidak dihargai, mengadakan rapat pengurus dengan para kader, hingga pada hari ini kami menyatakan sikap kami mengadakan deklarasi.