PASAMAN, HARIANHALUAN.ID — Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Pasaman, Sobeng Suradal, turun langsung ke lapangan dalam kegiatan normalisasi Sungai Pakai. Kehadiran Kajari tidak sekadar simbol dukungan, tetapi juga berperan aktif menengahi persoalan yang sempat menimbulkan ketegangan antara masyarakat di dua sisi pinggiran sungai.
Dalam keterangannya, Sobeng Suradal menyampaikan rasa syukurnya karena perbedaan pendapat warga akhirnya bisa diselesaikan dengan musyawarah. “Alhamdulillah, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk melakukan normalisasi sungai. Kesepakatan ini sangat berarti bagi keberlangsungan dan kenyamanan warga yang tinggal di sekitar aliran Sungai Pakai,” ujarnya.
Normalisasi sungai yang disepakati ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar, tidak hanya untuk mengatasi persoalan teknis aliran air, tetapi juga menjaga kerukunan antarwarga. Peran Kajari yang hadir langsung di tengah masyarakat disebut menjadi faktor penting dalam menciptakan suasana kondusif selama proses musyawarah.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pasaman, Desriyanti, menegaskan bahwa kegiatan normalisasi merupakan langkah nyata pemerintah daerah dalam upaya mitigasi bencana. Ia menyebut, Sungai Pakai memiliki potensi banjir cukup besar saat musim penghujan, sehingga perlu penanganan lebih awal.
“Normalisasi sungai diharapkan dapat menekan risiko banjir serta memperbaiki ekosistem aliran sungai. Kami sangat mengapresiasi dukungan semua pihak, terutama Kajari Pasaman yang hadir langsung membantu penyelesaian masalah di tengah masyarakat,” kata Desriyanti.
Dukungan dari berbagai pihak membuat proses kesepakatan berjalan lancar. Pemerintah daerah melalui BPBD bersama masyarakat akan melaksanakan langkah teknis pembersihan aliran, termasuk menata kembali pinggiran sungai agar tidak mengganggu arus air.
Masyarakat pun menyambut baik langkah cepat tersebut. Salah seorang warga menyatakan, upaya ini telah membawa ketenangan bagi mereka yang tinggal di sekitar aliran sungai. “Upaya ini benar-benar menenangkan warga. Kami berharap semangat kepedulian seperti ini bisa menjadi contoh bagi semua pihak,” ucapnya.
Selain mengurangi resiko bencana, normalisasi juga dinilai akan berdampak positif pada kualitas lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat. Suasana gotong royong yang tercipta dalam kegiatan ini memperlihatkan bahwa kepentingan bersama lebih utama daripada kepentingan individu.
Dengan adanya kesepakatan bersama ini, warga optimis setiap persoalan yang menyangkut kepentingan umum dapat diselesaikan secara bijaksana. Mereka berharap musyawarah dan kebersamaan selalu menjadi jalan utama dalam menjaga keharmonisan sekaligus membangun daerah Pasaman yang lebih baik. (*)