Dafrul menambahkan, anak anak muda saat ini cenderung banyak yang punya sifat konsumtif, suka memakai barang tanpa memikirkan gunanya sehingga banyak mudharatnya dari pada keuntungannya. Lalu, mereka juga menyukai perilaku hedonisme, yakni suka bermewahan, mementingkan diri sendiri dan kurang kepedulian dengan yang lain.
“Bisa kita lihat anak-anak muda saat ini begitu mudah menyerah dan putus asa, karena daya juangnya tidak seperti orang-orang dulu, akhirnya karena putus asa mereka memilih jalan keluarnya terjerumus dalam jurang narkoba dan pergaulan bebas,” ujarnya.
Untuk itu, kata Dafrul, anak-anak muda harus memiliki sifat mau berkorban, sepanjang memberikan yang terbaik, balasannya bukan dari orang yang ditolong, tapi dari Allah melalui orang lain.
“Hindari bergaul dengan istilah circle-circle yang membuat kita terkotak-kotak, tidak ada sinergi. Kaya dengan yang kaya, pintar dengan yang pintar, tidak ingin berbagi dengan yang kekurangan. Kita harus bekerja keras, tidak ada orang yang yang menerima hasil saja, harus ada keinginan, usaha, dan tawakkal yang berbarengan,” jelasnya.
Terakhir, Dafrul berharap peserta yang hadir dalam sosialisasi tersebut dapat menjadi tokoh di masyarakat, setidaknya di lingkup kelurahan atau paling tidak di lingkungan rumahnya masing-masing.
“Melalui peserta ini diharapkan penguatan nilai kepahlawanan akan menyebar luas, melalui keluarga, melalui penduduk-penduduk di tiap kelurahan. Mereka menjadi contoh baik dalam mewujudkan generasi emas Indonesia,” tukuknya.