HARIANHALUAN.id – Dalam beberapa waktu terakhir, produksi beras di sejumlah huller atau usaha gilingan padi di Kota Payakumbuh mengalami penurunan.
Salah seorang pemilik usaha gilingan padi di Kelurahan Balai Jariang Air Tabit Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh, Andet menyebut bahwa dalam beberapa waktu terakhir, produksi beras di tempat penggilingan padi miliknya menurun karena memang permintaan pasar juga mengalami penurunan.
“Produksi kita turun karena permintaan pasar juga berkurang, jika biasanya bisa mencapai 6 ton per hari, kini hanya 2 ton per hari,” katanya, Senin (6/3).
Dia pun berharap, Ramadan yang akan datang kurang dari sebulan lagi akan membuat permintaan dapat kembali naik, sehingga produksi beras di tempat penggilangan padinya dapat kembali ditingkatkan.Di sisi lain, meski produksi berasnya mengalami penurunan, Adet menjelaskan bahwa harga gabah atau padi justru tengah mengalami penurunan.
“Untuk jenis padi pendek siliah, SBR, padi kuning saat ini dibeli seharga Rp6.500 per kilogram, gabah jenis sokan, junjuang, dan anak daro seharga Rp7.000, harga itu menurun dibandingkan sebulan yang lalu dimana harga gabah anak daro bahkan sempat Rp8.300,” katanya.
Selama ini, untuk mendapat gabah, Adet membelinya kepada pedagang dari Kota Bukittinggi dan Batusangkar.
“Kami menyalurkan untuk wilayah sekitar Kota Payakumbuh dan Lima Puluh Kota, termasuk juga ke Bukittinggi dan Batusangkar juga,” jelas dia. (tfk)