Teks foto: Desainer Feymil Chang saat Workshop Batik Payakumbuh bersama Dinas Pariwisata bidang Destinasi dan Sub Ekraf Kota Payakumbuh, beberapa waktu lalu. IST
PAYAKUMBUH, HARIANHALUAN.ID — Desainer asal Payakumbuh Feymil Chang tiada henti berinovasi dan berkreasi. Pria yang akrab dipanggil Feymil itu menggagas wastra (kain tradisional yang sarat makna budaya nusantara) baru dari Payakumbuh yakni Batik Payakumbuh.
“Digagasnya batik payakumbuh bukan karena latah dan ikut-ikutan seiring telah banyaknya hadir batik di Sumbar. Tapi ada benang merahnya dimana dulunya pakaian adat Payakumbuh kaya akan motif takuluak naikek balombak ompek, cukia kuniang, lambak bintang, kain gendong, cukia ayam, dan sebagainya,” kata Desainer Feymil Chang.
Ia mengatakan ini menjadi sebuah tantangan untuk dijadikan sebuah kain wastra baru Payakumbuh yaitu batik payakumbuh. “Semoga ini dapat diterima dan berkembang nantinya. Bahkan dapat dikenal baik di nasional dan internasional,” harap lulusan Susan Budiharjo Fashion Design School ini.
Beda batik payakumbuh tersebut, tutur Feymil, terletak pada motif dan tata letak. Dari segi motif, ia mengadopsinya dari motif kain tenun koto nan gadang Payakumbuh dan dberi sedikit aksen pada motif tersebut. Sehingga menjadi sebuah motif yang epic dan menarik ketika dipindahkan ke sehelai kain batik.
“Maka dibuat lah kain batik payakumbuh dengan motif takukuak baikek lombak ompek,” ucapnya.
Ini, kata Feymil, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap motif tenun koto nan gadang yang “hampir” punah. “Kemudian sebagai kriya baru sekaligus sebagai edukasi dan literasi penyampaian pesan dalam sehelai kain batik payakumbuh untuk generasi selanjutnya,” tuturnya.
Dari segi tata letak, sebut Feymil, susunannya nanti akan lebih simpel dan mempertimbangkan potong pola kain. “Dengan harapan agar pembeli dan penjahit tidak susah untuk mempola batik payakumbuh menjadi sebuah baju nantinya,” harap Feymil.
Ia mengungkapkan tahap awal, ia menelurkan enam motif dengan masing-masing filosofi. Dan susunan batiknya ada lima susunan untuk dasar motif dan pola susun batik payakumbuh nantinya.
“Enam motif tersebut yakni daun kumbuah, bungo payau, saik galamai, bareh randang. Kemudian kue bolu ikan ikan badulang lengek tigo dan lambak ampek lengek,” ungkapnya.
Ia mengatakan batik payakumbuh ini mendapat apresiasi dan dukungan dari Pj Ketua Dekranasda Kota Payakumbuh Efriza Zaharman. Kemudian Kabid Destinasi Dinas Pariwisata Payakumbuh Bobby Prakarsa, Sub Ekraf Asmil Aulia dan Disnaperin Rendi.
“InsyaAllah, batik payakumbuh akan dihadirkan di Payakumbuh Local Brand 2024 pada Agustus mendatang oleh para desainer yang ikut baik desainer lokal nasional dan internasional. Ini sebagai bentuk memperkenalkan dan mempromosikan batik payakumbuh sebagai wastra baru di kota Payakumbuh,” tukasnya.
Diketahui, batik payakumbuh itu telah diluncurkan Pemko Payakumbuh di Halaman Balai Kota Payakumbuh pada Minggu (17/12) tahun lalu. Peluncuran tersebut dengan merayakan hari lahir Kota City of Randang yang ke-53 tahun.(*)