***
Seminggu sebelumnya, Selasa (16/7/2024), obrolan di Ngopini juga berkembang ke arah yang sama. Meski Ngoponi #3 Seri Ekonomi Kreatif itu diberi judul “Gaya dan Selera,” diskusi juga mengarah ke kreativitas di dunia digital. Kreativitas digital, tidak cuma diperlukan untuk mempromosikan produk-produk ekraf lokal. Lebih jauh, ia perlu digunakan untuk ‘membendung’ efek negatif masuknya brand-brand FnB raksasa ke Payakumbuh. Pelaku ekraf lokal mesti kreatif dan terus berkolaborasi jika tak ingin pudur di tengah persaingan ekonomi pasar bebas.
Adalah Andre “Miing” Gunawan, teman ngobrol di Ngopini #3 yang membuka cerita soal itu. Dalam pengamatannya, saat ini di Payakumbuh, kopi keliling yang lagi tren di kota-kota di Indonesia, juga dijalankan anak-anak muda Payakumbuh.
“Payakumbuh adalah pasar yang menjanjikan. Jika kita tidak terus tingkatkan kreativitas, ketika brand raksasa dari luar masuk, kita bisa-bisa kehilangan akal, kita harus bangun siasat bersama-sama,” kata anak muda yang kini mengelola Gerobak Kopi—kedai kopi yang ia rintis sejak 2015 lalu.
Tapi ia menggarisbawahi, masuknya brand-brand raksasa ke Payakumbuh, juga punya efek positif. Misalnya dalam soal munculnya konsumen baru karena efek kehadiran brand raksasa yang sudah terkenal. Konsumen-konsumen baru itu, sebagiannya akan menjadi konsumen FnB lokal.
“Saya tidak anti brand-brand raksasa atau nasional untuk masuk ke Payakumbuh, justru ada bagusnya. Walau begitu, kita tetap harus siapkan siasat untuk beradaptasi dengan perkembangan seperti ini,” lanjutnya sembari menyinggung pentingnya kolaborasi dengan konten kreator, serta sesama brand lokal.
Selain Andre, di Ngopini #3 Seri Ekonomi Kreatif itu juga ada Laurencia De Richo dan Suci Pertama Sari. Lauren adalah CEO Rendang Unikayo, sedang Suci adalah Konten Kreator Kuliner.
Keduanya juga sama-sama menekankan pentingnya kreativitas dalam promosikan produk di medsos. Berdasarkan pengalamannya, Lauren berbagi pengalamannya soal bagaimana ia memasarkan produk rendangnya hingga Australia dan New Zealand.
Selain kreativitas menyajikan konten promosi, ia juga menekankan pentingnya kreativitas dalam mengolah dan membangun branding baru untuk produk-produk rendangnya.
“Saya coba bangun branding bahwa semua orang bisa marandang. Makanya saya siapkan produk-produk berbasis rendang yang bisa dimasak siapa saja dan dalam waktu yang singkat. Tentu saja saya juga iringi dengan kualitasnya. Terjamin lah kualitasnya,” katanya.
Suci yang sudah malang melintang dalam dunia perkontenan kuliner, punya pandangan sama soal pentingnya konten-konten promosi produk yang segar dan kreatif.
“Kadang orang itu ‘makan’ kontennya dulu, baru cobain produknya,” paparnya berdasarkan pengalamannya meriset berbagai akun medsos FnB dan datang langsung untuk mencicipi produknya.