***
Modal adalah faktor penting di dunia bisnis dalam ekonomi pasar bebas ini. Sesiapa punya modal besar, bisa dengan mudah mengkooptasi pasar, termasuk Payakumbuh. Dengan sumber daya yang besar, mereka bisa menekan harga dan memasarkan produk-produknya dengan mereplikasi strategi dan bentuk bisnis yang lagi hype.
Di kota-kota lain saat ini, para pedagang kopi keliling (kopling) perlahan mulai tersingkir oleh brand raksasa yang membuat kopi keliling versinya sendiri dengan harga sedikit saja lebih mahal dari harga yang dipatok kopling konvensional. Dan mereka bisa membangun 20-an kopling versinya dengan cepat dan menyebar ke penjuru kota mengkooptasi pasar kopling konvensional.
Bukan tak mungkin hal serupa akan segera sampai ke Payakumbuh. Teman-teman yang sudah capek-capek merintis usaha kopi kelilingnya, bisa kena pukulan keras. Brand-brand raksasa ini juga akan dimudahkan dengan segala infrastruktur digital yang disediakan pemerintah kota. Jika Payakumbuh benar-benar menjadi Smart City, dengan sumber dayanya yang besar mereka dapat pula ‘menungganginya’ dengan gampang.
“Ini yang perlu kita pikirkan bersama, bagaimana kita bersiasat. Bahkan mungkin brand raksasa itu yang kira rangkul, untuk majukan ekraf lokal,” kata Miing beberapa hari setelah Ngopini #3. “Teman-teman yang sudah berhasil bangun brand yang kuat, mungkin tidak terlalu terdampak, tapi bagaimana dengan teman-teman yang baru merintis?
Saya sengaja mengajaknya ngobrol memperdalam wacana yang ia buka tempo hari. Ini penting menurut saya. Sejauh yang saya perhatikan, tidak ada jaminan dari pemerintah untuk memproteksi pelaku ekraf lokal yang bisnisnya belum mapan dari invasi pemodal raksasa. Akan terjadi persaingan dalam relasi yang amat timpang. Jadi memang tak ada pilihan selain berjejaring dan bersama-sama membangun siasat. Semoga Ngopini-ngopini ke depannya lebih fokus pada persoalan-persoalan macam ini. (*)