PESSEL, HARIANHALUAN.ID- – Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Hendrajoni, meninjau langsung kondisi jembatan yang putus akibat banjir di Nagari Pelangai Gadang, Kecamatan Ranah Pesisir, Senin (17/3). Jembatan tersebut merupakan akses utama masyarakat untuk transportasi dan mendistribusikan hasil pertanian mereka.
Dalam peninjauan tersebut, turut hadir Anggota Komisi VIII DPR RI, Lisda Hendrajoni, yang merupakan mitra kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI. “Keadaan jembatan ini sangat memprihatinkan dan berbahaya jika dibiarkan. Perkiraan biaya pembangunannya mencapai Rp 4 miliar. Maka dari itu, saya mengajak Ibu Lisda agar bisa mengupayakan percepatan pembangunannya melalui BNPB RI,” ujar Hendrajoni di sela-sela kunjungannya.
Ia juga menambahkan bahwa proposal pembangunan jembatan telah disiapkan dan akan segera diajukan. “Proposalnya sudah ada. Kami akan mengawal proses ini bersama Ibu Lisda ke BNPB RI di Jakarta agar menjadi prioritas, mengingat kebutuhan masyarakat yang mendesak,” ucapnya lagi.
Sementara itu, Anggota DPR RI, Lisda Hendrajoni, menyatakan akan mendorong BNPB RI agar pembangunan jembatan dapat segera direalisasikan. “Kami akan berupaya agar BNPB RI menyetujui pembangunan jembatan ini, karena sangat dibutuhkan masyarakat, baik untuk transportasi maupun untuk mendistribusikan hasil pertanian masyarakat. Saat ini, di Pesisir Selatan sedang berlangsung pembangunan tiga jembatan yang juga rusak akibat banjir tahun lalu. Dan kami optimistis jembatan ini juga bisa segera dibangun,” kata Lisda.
Selain itu, Lisda menekankan pentingnya evaluasi penyebab banjir di kawasan tersebut. “Pemerintah daerah perlu mengkaji faktor penyebab banjir, apakah akibat pembukaan lahan atau ilegal logging. Pencegahan perlu dilakukan agar bencana serupa tidak terus terjadi sehingga dampaknya sangat merugikan masyarakat,” tuturnya.
Sebelumnya, Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Novermal, mendesak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk menindak tegas praktik illegal logging tanpa pandang bulu di daerah itu.
Pernyataan tersebut disampaikan Novermal, setelah banjir yang terjadi di Palangai Gadang, Kecamatan Ranah Pesisir, pada Rabu, 12 Maret 2025. Dalam kejadian itu, ditemukan banyak potongan kayu yang terbawa arus sungai, diduga berasal dari aktivitas penebangan liar di daerah hulu.
Menurutnya, maraknya illegal logging di wilayah tersebut telah menjadi salah satu penyebab banjir yang terus berulang. Selain merusak lingkungan, dampaknya juga berisiko terhadap keselamatan masyarakat. “Hampir setiap terjadi banjir bandang, kita melihat potongan kayu bekas penebangan liar terbawa arus. Hampir seluruh daerah terdampak mengalami kondisi serupa,” ujar Novermal.
Ia menegaskan, bahwa pemerintah daerah dan aparat penegak hukum harus hadir secara nyata dalam menangani permasalahan ini. Menurutnya, pengawasan dan tindakan hukum harus dilakukan secara berkelanjutan dan tidak hanya sekadar wacana. “Kami mendorong pemerintah daerah dan Polres Pessel untuk serius menindak pelaku illegal logging. Tidak boleh ada toleransi. Jika ini dibiarkan terus menerus, dampak bencana akan semakin parah di masa mendatang,” ucapnya lagi.
Banjir yang terjadi pada Rabu (12/3), tidak hanya merusak satu unit jembatan gantung, tetapi juga merendam sedikitnya 104 rumah warga dengan lumpur dan material kayu. Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan langkah-langkah pemulihan pasca-bencana. (*)