SAWAHLUNTO, HARIANHALUAN.ID – Masjid Agung Nurul Islam Kota Sawahlunto dulunya merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di zaman kolonial Belanda. Masjid itu masih mempertahankan bangungan bekas cerobong asap PLTU sebagai menara. Saat ini Masjid Agung Nurul Islam menjadi masjid kebanggaan warga Sawahlunto karena sejarah itu.
Haji Sinin, tetua di sekitar komplek Masjid menceritakan, selain pernah jadi PLTU, Masjid itu juga pernah dijadikan sebagai gudang atau tempat penyimpanan senjata pada masa pergolakan atau perang PDRI tahun 1960an. Di bawah masjid ini ada ruangan besar yang jarang diketahui orang dan juga hampa udara. Dulu para musuh datang dari arah puncak polan arah (Kabupaten) Sijunjung sekarang. Lokasinya persis di depan masjid, jadi pergerakan musuh terlihat.
Sementara itu pengurus Masjid Agung Nurul Islam, Ismed Wandi mengungkapkan bahwa hingga saat ini, berbagai kegiatan keagamaan rutin dilaksanakan masjid ini.
Bangunan Masjid Agung Nurul Islam juga termasuk dalam situs warisan dunia UNESCO yang disahkan pada tahun 2019 lalu. Selain cerobong asap PLTU yang berubah fungsi menjadi menara masjid, kubah – kubah masjid ini juga unik dengan arsitektur lama. Sementara tiang – tiang dalam bangunan juga masih terjaga keasliannya. (Oga)