“Tentu agar manfaat itu bisa optimal sesuai harapan, maka penyelenggaraan harus berjalan lancar dan sukses. Jadi untuk itu kami berkomitmen memaksimalkan persiapan sejak sekarang, untuk menghindari nanti terburu-buru sehingga tidak bisa bekerja efektif,” katanya.
Simposium internasional ‘We Are Site Manager’, seperti yang dijelaskan salah satu delegasi Indonesia untuk simposium tersebut yakni Rahmat Gino Sea Games adalah pertemuan tingkat global dari negara-negara yang memiliki kota heritage (kota tua warisan dunia) untuk membahas kesepakatan dan rencana aksi terkait pelestarian situs-situs heritage di masing-masing negara.
“Dilansir dari situs iccrom.org, Simposium Internasional We Are Site Managers bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi internasional terhadap manajer situs sebagai garda depan dalam penerapan Konvensi Warisan Dunia tahun 1972, dengan mengindikasikan dan mendefinisikan peran, komitmen, dan kontribusi Manajer Situs untuk Warisan Dunia UNESCO. Melalui forum simposium ini diharapkan para peserta dapat menghubungkan para pemangku kepentingan utama sehingga mampu membangun hubungan kerjasama yang lebih kokoh di antara komunitas Warisan Dunia UNESCO,” ujar dia merinci.
Pada 2024 ini Simposium Internasional ‘We Are Site Manager’ telah dilaksanakan di Penang Malaysia pada Maret lalu selama lima hari, dengan kegiatan yakni seminar, diskusi, peninjauan situs, dan lain-lain. “Kita menilai Indonesia khususnya Sawahlunto juga bisa seperti Malaysia, yakni menjadi tuan rumah simposium internasional tersebut. Apalagi Sawahlunto sudah punya keunggulan dan keunikan yang tidak dimiliki Malaysia, yaitu Sawahlunto sebagai Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia atau world heritage,” kata dia. (*)