“Dampak abu vulkanik mulai tampak di areal pertanian dan atap rumah masyarakat hingga mencapai Jorong Letter W dan Jorong Kubang Gajah, Kecamatan Sangir,” kata Novi Hendrik dalam keterangannya, Jumat (13/1/2023).
Selain itu, masyarakat juga sudah mulai merasakan bau belerang, khususnya pada pagi hari selama dua hari berturut-turut. Kondisi ini juga berdampak mulai terasa gatal pada hidung.
Novi menyebutkan, saat ini tingkat kebahayaan masih pada level II. Artinya, masyarakat Kabupaten Solok Selatan yang berada dekat Gunung Kerinci tersebut masih dapat beraktivitas seperti biasa. Namun demikian, perlu dilakukan usaha preventif agar tidak mengganggu pernapasan, misalnya dengan menggunakan masker.
“Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah membuat surat imbauan kepada warga, agar selalu waspada dan menggunakan masker,” katanya lagi.
Mengacu pada laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi Gunung Kerinci terjadi pada Rabu lalu pukul 05.46 WIB, dengan tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 900 meter di atas puncak.
Kemudian erupsi kembali terjadi pada Kamis (12/1/2023) sebanyak dua kali, yakni pukul 05.46 WIB dan 18.10 WIB. Tinggi kolom letusan teramati pertama mencapai 600 meter dan erupsi kedua di hari yang sama setinggi 1.200 meter di atas puncak. (*)