HARIANHALUAN.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok Selatan menegaskan agar penanganan penurunan Stunting di Solok Selatan dapat dituntaskan dari akarnya sesuai kondisi yang dialami di masing-masing daerah.
Angka prevalensi Stunting di Solok Selatan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatatkan sebesar 31,7 persen, di mana angka itu melebihi angka prevalensi Stunting Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) yang berada di angka 25,2 persen dan menempatkan Solok Selatan tertinggi ketiga di Sumbar.
Bupati Solok Selatan, Khairunas mengatakan dengan data tersebut pihaknya menegaskan penanganan penurunan Stunting harus diurus lebih serius lagi. Mulai dari tingkat jorong, nagari dan hingga kecamatan.
“Lakukan pendataan secara konkret hingga dari posyandu sekalipun. Data ini sebagai perbandingan untuk upaya pencegahan yang akan dilakukan nantinya,” katanya saat Rapat Koordinasi (Rakor) Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Aula Sarantau Sasurambi, Solok Selatan, Rabu (6/9).
Khairunas juga melanjutkan, selain upaya penurunan Stunting di Solok Selatan sendiri, angka prevalensi yang dikeluarkan oleh SSGI harus dijadikan sebagai evaluasi.
“Apakah data itu tidak akurat atau kita yang tidak menindaklanjuti laporan. Dan ini akan menjadi pembahasan penting oleh TPPS Solok Selatan nantinya,” katanya.
Kemudian dalam penanganan Stunting, Pemkab Solok Selatan benar-benar mengharapkan persamaan persepsi dari seluruh stakeholder yang terlibat, karena penanganan Stunting bukan menjadi urusan Dinas P2KBP3A dan Dinas Kesehatan sebagai penyelenggara saja.
Setelah itu barulah dibahas langkah strategis yang akan dilakukan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi melalui perencanaan dan tahapan yang matang.
“Ini pencerahan kepada kita semua untuk memahami apa-apa saja faktor penyebabnya. Jangan selesai pada rakor ini saja, harus ada tindak lanjut konkretnya agar penanganannya bisa dituntaskan,” ujarnya.
Selanjutnya penekanan akan upaya penurunan Stunting sesuai target nasional 14 persen di tahun 2024 nanti, Pemkab Solok Selatan mengingatkan kerja sama dan upaya semua unsur untuk bisa saling mengetahui dan memahami. Mulai dari keterlibatan posyandu, kader KB, jorong, nagari dan kecamatan.
“Meski data itu belum bisa kita yakini, tapi yang terpenting kami meminta pendataan itu nantinya jelas. Ini harus kita validasi dan petakan pendataannya agar kita mengetahui kondisi Stunting di setiap daerah dan penanganan terbaik yang bisa kita lakukan. Penurunan Stunting ini harus dioptimalkan dan dilaksanakan secara berjenjang,” kata Bupati Solok Selatan tersebut. (*)