Solsel Berikan Bimtek Manajemen Tata Kelola untuk Kuatkan Peranan Sanggar Seni di Nagari

Foto bersama pada Pembinaan dan Pelatihan dalam Pengelolaan Komunitas/Sanggar Seni oleh Disparbudpora Solsel di Aula BPKD Solok Selatan, Jumat (15/9). IST

SOLOK SELATAN, HARIANHALUAN.ID – Dalam meningkatkan dan menguatkan peranan komunitas/sanggar seni di setiap nagari, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Parbudpora) Solok Selatan gelar Pembinaan dan Pelatihan dalam Pengelolaan Komunitas/Sanggar Seni di Aula BPKD Solok Selatan, Jumat (15/9).

Salah satu upaya untuk menguatkan peranan tersebut adalah dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) kesenian tradisional bagi komunitas/sanggar seni.

Kepala Dinas Parbudpora Solok Selatan, Pamil Ruskamdani, menjelaskan bahwa seni tidak bisa diukur dari bentuk baik atau buruknya, karena seni memiliki nilai-nilai yang kolektif. Sehingga momen yang tepat untuk meningkatkan kompetensi kesenian tradisional itu adalah dengan meningkatkan manajemen tata kelola sanggar seni.

“Apalagi di Solok Selatan dalam hal pemajuan pariwisata dan kebudayaan lebih dapat diunggulkan dengan wisata iven dibandingkan destinasi wisata. Jadi ini tentunya menjadi momentum yang tepat untuk memaksimalkan kesenian tradisional kita melalui tata kelola sanggar seni ini secara baik,” katanya.

Pamil Ruskamdani juga menjelaskan, kesiapan sanggar seni dalam sebuah pertunjukan juga selalu menjadi masalah terkait kesiapan yang kurang maksimal. Hal ini juga dikarenakan komunitas/sanggar seni hanya memiliki kesiapan di saat adanya pertunjukan saja, sehingga pertunjukan pun tidak maksimal.

Sehingga ke depannya diharapkan kebiasaan seperti itu dapat dihindarkan. Dan untuk mewujudkan kesenian tradisional tetap bernilai dan berperan di setiap nagari, makanya diperlukan manajemen tata kelola sanggar seni yang baik dan optimal agar masing-masing sanggar seni tersebut memiliki identitas yang kuat.

“Di tengah keterbatasan itu kita harus berkarya. Jangan tampil menunggu momen dan tampil di kalangan komunitas saja. Kita harus berperan dan memiliki identitas agar kesenian tradisional di Solok Selatan ini bernilai dan kuat. Yang terpenting itu bagaimana kita harus mengelola sanggar seni kita dengan sebaik mungkin,” kata Kadis Parbudpora Solok Selatan tersebut.

Lebih lanjut Kepala Bidang Kebudayaan Disparbudpora, Theresa juga menyampaikan bahwa perlunya meningkatkan kapasitas SDM kesenian tradisional ini bertujuan untuk memberikan pembinaan, motivasi dan memberikan terobosan baru dalam berkesenian.

“Kita ingin mewujudkan potensi dan kreativitas generasi milenial. Tidak hanya itu juga bagi pegiat seni dalam upaya merawat dan mengedukasi. Dalam bimtek ini kita usung konsep diskusi dan praktik demi memudahkan peserta untuk meningkatkan tata kelola sanggar seni nantinya,” ujarnya.

Kemudian pakar kesenian, Susasrita Loravianti yang sekaligus memberikan materi pada bimtek tersebut mengatakan keberadaan komunitas/sanggar seni setidaknya menjadi ikon nagari, sehingga memiliki identitas yang kuat sebagai pelestari dan pemajuan seni budaya di nagarinya.

“Pemahaman tentang manajemen ini ada dua yang perlu diketahui. Pertama tata kelola produksi seperti struktur keorganisasian dan seksi-seksi lainnya. Kedua tata kelola kreatif yang mengacu pada koreografer, penata musik, dan yang lainnya supaya sanggar seni itu memiliki terobosan baru dalam berkesenian,” ujarnya.

Dengan berperannya sanggar seni di masing-masing nagarinya, tentu sanggar seni akan dapat dikelola secara optimal apalagi memiliki identitasnya sendiri yang akan mampu menguatkan keberadaan sanggar seni di nagari dan Solok Selatan umumnya. (h/mg-jum)

Exit mobile version