SOLOK SELATAN, HARIANHALUAN.ID – Gandeng Pemerintahan Nagari Lubuk Gadang Selatan, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Sangir, untuk pertama kalinya menerapkan sistem tanam padi ‘Mulsa Tanpa Olah Tanah’ (M-TOT) di Solok Selatan.
Ditengah lesunya pengetahuan untuk berinovasi dan menjawab permasalahan pertanian padi, BPP Kecamatan Sangir mencoba menawarkan suatu inovasi pertanian yang ramah lingkungan, ekonomis, namun memiliki nilai tambah pada produksi pertanian.
“Kalau kita melakukan M-TOT tadi kita hanya sekedar memanfaatkan lingkungan sekitarnya, sehingga kebutuhan unsur hara itu dengan sendirinya akan bisa ditekan, dari pembusukan mulsa jerami itu akan ada nitrogen ada fosfor ada kalium,” kata Koordinator Penyuluh Pertanian Sangir, Bahwanuddin Batubara, S.P., Rabu (8/5/2024).
Hal ini sebagaimana yang sedang diterapkan di Nagari Lubuk Gadang Selatan, tepatnya di dua lokasi yaitu Nagari Persiapan Lubuk Gadang Barat dan Nagari Persiapan Lubuk Gadang Barat Daya.
Sebelumnya, Wali Nagari Lubuk Gadang Selatan, Joni Permadi menerangkan penerapan metode tanam M-TOT dilakukan berdasarkan hasil musyawarah nagari atau rencana kegiatan pembanguan (RKP) Nagari dan berpedoman pada Kepmendesa 82 Tahun 2022 tentang pedoman ketahanan pangan di desa/nagari.
“Lokasi penanaman itu, ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Nagari, berdasarkan hasil koordinasi dari Dinas Pertanian, Balai Penyuluh Pertanian, dan Pos Penyuluhan Nagari (Posluhnag), yang kemudian dirapatkan bersama pada forum RKP Nagari,” terang Joni Permadi yang akrab disapa pak Jepe, dijumpai sehari sebelumnya, Selasa (7/5/2024).
Lebih lanjut, Koordinator BPP Kecamatan Sangir, Bahwanuddin mengatakan, pemanfaatan sistem tanam M-TOT merupakan metode pertanian yang ramah lingkungan.