Ket. Foto : Wabup Solsel dan Jajaran Pemkab kunjungi pengungsi korban galodo dan banjir Sungai Manau
SOLOK SELATAN, HARIANHALUAN.ID – Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Solok Selatan selalu siaga penuh dengan adanya potensi bencana hidrometeorologi, apalagi ketika memasuki musim penghujan atau mengalami kondisi cuaca ekstrem.
Hal itu dilakukan Pemkab Solsel berkaca dari beberapa peristiwa bencana yang pernah terjadi pada beberapa tahun silam di beberapa daerah sekitar Solok Selatan, semisal bencana banjir, galodo maupun tanah longsor.
Dari pantauan berbagai media, dalam kurun waktu bulan Mei 2024 ini saja, setidaknya ada 4 hingga 5 bencana alam yang terjadi di Solok Selatan akibat cuaca ekstrim yang masih terus melanda di beberapa wilayah.
Adapun dampak dari bencana tersebut menyebabkan beberapa peristiwa yang beragam semisal longsor yang terjadi di Koto Baru, Pinti Kayu dan Ulu Suliti pada minggu (12/5/2024), kemudian banjir bandang yang terjadi baru-baru ini di Sungai Manau, Kec. KPGD pada 13 & 14 Mei pekan lalu.
Atas sejumlah peristiwa tersebut, Pemkab Solsel selalu bertindak cepat dalam berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam hal ini BPBD dan Dinas Sosial PMD, Tim Tagana , Satlinmas, Babinsa, Babinkamtibmas, kecamatan, pemerintahan nagari, hingga TNI dan Polri agar segera melakukan penanganan bencana.
Sejumlah alat berat juga selalu di siagakan Pemkab Solsel, dimana tak kurang dari 24 jam alat berat seperti Wheel Loader maupun excavator diterjunkan ke lokasi kejadian.
Kini Pemkab Solsel bersama pihak terkait sedang terus mengoptimalkan penanganan banjir bandang atau galodo dan longsor di Jorong Sungai Kalu 2 Nagari Pakan Rabaa Utara Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Jum’at (17/5/2024).
Untuk memastikan kondisi para pengungsi, Wakil Bupati Solok Selatan H. Yulian Efi juga ikut terjun langsung ke lokasi bencana didampingi jajaran pemerintah kabupaten, Sekretaris Daerah Kabupaten Syamsurizaldi dan Forkopimda.
Warga setempat langsung menyambut dengan gembira dan berterima kasih atas perhatian yang telah diberikan oleh pemerintah.
“Kami meninjau lokasi pengungsian yang sudah difasilitasi untuk mereka tinggal selama beberapa hari ke depan,” kata Yulian Efi di hadapan para pengungsi
Menurutnya saat ini masyarakat masih belum bisa Kembali ke rumah masing-masing karena masih ada potensi banjir bandang dan longsor susulan.
Ia juga menyampaikan, pada Sabtu (18/5/2024) akan dilakukan investigasi oleh tim dari pengelola TNKS didampingi oleh pemerintahan Kabupaten ke lokasi tersebut.
“Ini ditujukan untuk memastikan kondisi wilayah tersebut pasca musibah yang terjadi, setelahnya baru bisa dipastikan mengenai kesiapan wilayah untuk kembali ditinggali atau tetap bertahan di lokasi yang lebih aman,” ujarnya menambahkan.
Diberitakan sebelumnya, setidaknya sekitar 70 kepala keluarga terdampak musibah yang terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi di hulu mudik Sungai Manau Senin (13/05) malam. Banjir susulan pun terjadi pada Selasa (14/5) malam.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, Namun menurut data Dinas Sosial PMD Solok Selatan, sebanyak 233 jiwa mengungsi akibat musibah ini. Sekitar 150 orang mengungsi di lokasi tenda darurat yang disediakan oleh BPBD dan Dinas Sosial.
Sebagian lainnya mengungsi ke Sekolah Dasar dan Mushallah di Jorong Sungai Kalu 2 yang disiagakan untuk menampung 150 orang pengungsi, dan beberapa lainnya mengungsi ke tempat saudara terdekat yang dirasa aman dari bencana.
Kepala Dinsos PMD Solsel melalui Sekretaris Dinas, Ilhamka Yusid dalam keterangannya menyampaikan, pemerintah telah mendirikan dapur umum untuk para pengungsi di lokasi bencana.
“Dapur Umum setiap harinya menyiapkan lebih dari 400 porsi makanan per hari untuk para pengungsi ini,” katanya.
Ilhamka menyampaikan bahwa ketersediaan air bersih juga menjadi kebutuhan mendesak bagi para pengungsi saat ini.
“Pagi ini air tangki juga akan di-supply ke lokasi bencana,” imbuh Ilhamka.
Selain penyediaan makanan, Pemkab Solsel melalui BPBD juga telah memberikan bantuan 50 lembar tikar dan 60 lembar selimut untuk digunakan para pengungsi.
Alat berat pun disiagakan di lokasi untuk mengatasi kerusakan infrasturktur dan mengantisipasi longsor atau banjir susulan. (*)