99,66 Persen Penduduk Solsel Sudah Tercover BPJS Kesehatan

Ket. foto : 99,66 persen penduduk Solsel sudah tercover BPJS Kesehatan

SOLOK SELATAN, HARIANHALUAN.ID – Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Solok Selatan (Solsel) terus berupaya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat termasuk di bidang kesehatan. Salah satunya dengan mengakomodir pendaftaran masyarakat ke BPJS Kesehatan.

Bupati Solok Selatan, H. Khairunas mengatakan sebanyak 99,66 persen dari 182.573 jiwa penduduk di Kabupaten tersebut sudah terdaftar ke BPJS Kesehatan.

“Sebanyak 99,66 persen dari 182.573 penduduk telah terdaftar di BPJS, artinya Solok Selatan telah menjadi daerah universal health care (UHC),” kata Khairunas, saat menyerahkan bantuan pangan beras di Nagari Lubuk Gadang Timur, Kamis (6/6/2024).

Pemkab Solok Selatan bertekad maju di semua bidang bukan hanya infrastruktur tetapi juga terkait pelayanan, pendidikan, moral dan semua aspek lainnya.

Semua kegiatan dilakukan evaluasi secara berkala dan apabila tidak bermanfaat bagi masyarakat maka akan diperbaiki atau di alihkan ke kegiatan lainnya.

UHC merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, bermutu dengan biaya terjangkau.

Dengan status tersebut maka masyarakat akan lebih mudah dalam akses pelayanan kesehatan yang adil dan bermutu.

Terkait bantuan pangan, Pemkab Solsel menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah (BP-CBP) untuk masyarakat Nagari Lubuk Gadang Timur, sebanyak 1.135 KPM untuk periode April-Juni 2024.

Selain bantuan beras Pemkab Solok Selatan juga mendirikan pos pelayanan pemeriksaan kesehatan gratis di lokasi pembagian beras untuk cek kolesterol, gula darah.

Pemkab juga menyalurkan bantuan bibit jagung kepada kelompok tani dari Nagari Lubuk Gadang Timur serta bibit manggis dari Dinas Pertanian.

Ketua DPRD Solok Selatan, Zigo Rolanda mengatakan, bantuan pangan ini diberikan karena cuaca yang tidak menentu sehingga berdampak pada pertanian yang menjadi pendapatan utama masyarakat.

“Biasanya musim hujan hanya hitungan bulan tetapi sekarang sudah tahunan sehingga berdampak luas pada hasil pertanian masyarakat,” ujarnya. (*)

Exit mobile version