Teks foto: Disparbudpora Solsel melaksanakan Pembinaan Lembaga Adat Bersama Bundo Kanduang, Selasa (27/8). ABDUL QODIR
SOLOK SELATAN, HARIANHALUAN.ID – Canggihnya teknologi informasi yang semakin meluas tidak menampik telah memberikan dampak kepada generasi muda dalam bersosialisasi. Namun disayangkan lebih banyak dampak negatif yang malah menggerus dan mengancam nilai-nilai norma para generasi.
Meminimalisir hal itu, Pemkab Solok Selatan (Solsel) melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) menggelar kegiatan Bimtek penguatan lembaga adat dengan tema “etika dan estetika padusi di Minangkabau” yang di ikuti oleh Bundo Kanduang dari 7 wilayah kecamatan se-Kabupaten Solok Selatan, Selasa (27/8).
Kadis Parbudpora Pamil Ruskamdani, menyoroti menurunnya etika gadis Minang di masa kini, karena terpengaruh dengan kehadiran teknologi informasi yang menyebar luas tanpa adanya filter. Meski begitu Pamil menjelaskan, peran teknologi informasi juga tidak bisa disalahkan sepenuhnya.
“Karena mau tidak mau kita butuh dengan media itu, untuk keterbukaan informasi, nah yang perlu disorot adalah bagaimana peran kita untuk mendidik generasi muda ini diarahkan ke sisi yang bermanfaat,” katanya.
Dengan begitu diharapkan generasi emas 2045 dapat diwujudkan tanpa meninggalkan etika dan estetika budaya Minangkabau yang menjadi unsur penting dalam kehidupan bermasyarakat khususnya di Solok Selatan.
Ketua Darma Wanita Persatuan (DWP) Solsel, ⁹ Fitria Syamsurizaldi juga menjelaskan bahwa perempuan di Minangkabau disebut sebagai Bundo Kanduang, Limpapeh Rumah Nan Gadang, Nan Basa Batuah.
Artinya Perempuan di Minangkabau memiliki kedudukan yang penting dalam kaum dan masyarakat, Bundo Kanduang memiliki peran penting dalam menjaga melestarikan adat dan budaya Minangkabau ditengah arus moderenisasi yang semakin kuat.
“Kegiatan ini penting dalam mendorong peningkatan kapasitas dan kompetensi para anggota Bundo Kanduang dalam menjalankan tugas, kita berharap kegiatan ini dapat memperkuat peran Bundo Kanduang yang bertujuan melestarikan nilai-nilai budaya daerah demi kemajuan bersama,” katanya.
Setelah pelasanaan bimtek ini, Bundo Kanduang diharapkan bisa lebih percaya diri dalam membimbing anak, suku dan kaum serta nagari dalam melestarikan dan menjaga tradisi adat Minangkabau ini.
“Mari kita tunjukan Solok Selatan adalah Kabupaten yang “welcome” maju dan melompat terhadap keanekaragaman dan mempunyai SDM budaya yang merupakan salah satu investasi di Negeri ini,” harapnya.
Adapun Sektretaris LKAAM Solok Selatan, Sudirman Dt. Pagaruyuang dalam kesempatannya sebagai narasumber utama menjelaskan bagaimana peran-peran Bundo kandung sesuai dengan ketentuan Adat Basandi Syarak – Syarak Basandi Kitabullah.
“Peran bundo kanduang adalah, Limpapeh rumah nan gadang, Amban puruak pagangan kunci, Pusek jalo kumpulan ikan, Sumarak dalam nagari, hiasan kampuang, Ka unduang-unduang ka madinah, ka payuang panji kasarugo,” jelasnya.
Keseluruhan peran itulah yang diharapakan mampu diterapkan pada generasi gadis Minang di era modern ini, perlu keselarasan agar etika gadis Minang tetap pada jalur ABS-SBK namun tidak ketinggalan perkembangan teknologi.
Justru kehadiran teknologi berupa akses sosial media, peran gadis Minang dapat mengeksplor lebih jauh bagaimana perkembangan suatu peradaban.
Menunjukkan bagaimana eloknya laku dan perilaku masyarakat adat Minangkabau secara lebih luas mampu bersanding dengan norma dan aturan adat. (*)