Rayakan HUT Polwan ke-76, Kapolres Solsel : Tidak Ada Perbedaan, Terus Tingkatkan Kemampuan Dalam Bertugas

Teks foto: Kapolres Solsel, AKBP Arief Mukti Surya Adhi Sabhara gelar tasyakuran peringati HUT Polwan ke-76. IST

SOLOK SELATAN, HARIANHALUAN.ID – Mengusung tema “Polwan Presisi Mendukung Percepatan Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas”, Polres Solok Selatan menggelar acara syukuran memperingati Hari Ulang Tahun Polisi Wanita (HUT Polwan) ke-76 di Gedung Sarja Arya Racana Polres Solok Selatan, Rabu (18/9).

Acara ini dihadiri oleh Ketua Cabang Bhayangkari Solok Selatan Ny. Desti Arief Mukti, Wakapolres Kompol Efdar Roza, dan seluruh Pejabat Utama (PJU) Polres Solok Selatan.

AKBP Arief Mukti Surya Adhi Sabhara dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaannya terhadap Polwan yang bertugas di Polda Sumatera Barat.

“Saya ucapkan selamat ulang tahun Polwan ke 76 yang jatuh pada tanggal 1 September. Pada hari itu Polwan melaksanakan acara di Bukittinggi,” kata AKBP Arief Mukti Surya Adhi Sabhara.

Arief Mukti juga menegaskan bahwa saat ini terdapat lima Polwan yang bertugas di Polres Solok Selatan. Ia menyarankan agar Polwan terus mengembangkan ilmu dan kemampuan mereka, karena banyak posisi penting di Polri yang kini diisi oleh Polwan.

“Tidak ada perbedaan, terus tingkatkan kemampuan dalam bertugas. Semoga Polwan dapat memberikan kontribusi lebih baik lagi untuk kemajuan bangsa dan negara,” tambahnya.

Diketahui, Polwan di Indonesia, dimulai pada tahun 1948 ketika kebutuhan akan pemeriksaan wanita dalam kasus hukum.

Hal ini kemudian memunculkan ide untuk melibatkan wanita dalam kepolisian, yang saat itu diusulkan oleh Organisasi Wanita serta Organisasi Wanita Islam di Bukittinggi.

Inisiatif ini kemudian mendapat dukungan dari pemerintah, dan pada 1 September 1948, enam wanita pertama resmi mengikuti pendidikan sebagai Polwan, yaitu Mariana Saanin, Nelly Paulina, Rosmalina Loekman, Dahniar Sukotjo, Djasmainar, serta Ronalia Taher.

Mereka kemudian menjalani pelatihan sebagai inspektur polisi di SPN Bukittinggi, bergabung dengan 44 siswa laki-laki. Hingga tanggal 1 September ditetapkan sebagai hari lahir Polisi Wanita.

Pada tanggal 1 Mei 1951 mereka ke enam polwan tersebut berhasil menyelesaikan pendidikan dan resmi bertugas di Djawatan Kepolisian Negara dan Komisariat Polisi Jakarta Raya.

Setelah bertugas, para polwan ini mendapat tugas khusus kepolisian terkait dengan wanita, anak-anak, dan masalah-masalah sosial seperti mengusut, memberantas dan mencegah kejahatan yang dilakukan oleh atau terhadap wanita dan anak-anak.

Selain itu, mereka juga memberikan dukungan kepada petugas kepolisian lainnya dalam penyelidikan dan pemeriksaan kasus, khususnya dalam menangani pemeriksaan fisik wanita yang menjadi terdakwa atau saksi dalam kasus-kasus tertentu. Serta, mengawasi dan memberantas prostitusi, perdagangan perempuan dan anak-anak.

Seiring perkembangan zaman Pada tahun 1990, jumlah Polwan di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2002, wanita diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan perwira di Akademi Kepolisian (Akpol).

“Sejak saat itu, kesempatan bagi Polwan untuk menempati posisi strategis di kepolisian semakin terbuka. Hal ini memungkinkan Polwan untuk menunjukkan eksistensi dan kesetaraan dengan rekan pria mereka dalam menjalankan tugas dan fungsi kepolisian,” pungkasnya. (*)

Exit mobile version