HARIAN HALUAN – Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi ketika berbicara mengenai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) disandingkan dengan keterbukaan informasi publik. Namun kemudian banyak permasalahan yang ditimbulkan terkait bagaimana setiap individu mampu mengelola TIK dengan baik dan memiliki nilai manfaat lebih.
Hal itu yang terus dioptimalkan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) Kabupaten Solok Selatan, Firdaus Firman dalam memberikan ketersediaan informasi publik dengan melibatkan perkembangan TIK.
Putra bungsu, kelahiran Pariaman dari lima bersaudara ini, merupakan lulusan S-2 Fakultas Ekonomi UI dan S-1 Jurusan Ilmu Politik FISIP Unand. Mengawali jenjang karir dibagian humas dan protokol sejak tahun 2006, sempat juga bertugas di bagian pelayanan umum dan perizinan hingga kemudian ditugaskan menjadi bagian penting dalam perkembangan TIK sebagai Kadis Kominfo Solok Selatan sejak tahun 2022.
Bagi Firdaus Firman, keberadaan TIK menjadi sebuah keharusan di lingkup pemerintahan, apalagi melihat asas manfaatnya yang mampu menyediakan produk pelayanan efektif dan efisien, serta bebagai nilai manfaat pelayanan publik khususnya pada lingkup Pemerintahan Kabupaten Solok Selatan.
“Intinya kehadiran TIK mampu memberikan kemudahan dan berbagai hal pelayanan lainnya agar pelayanan publik, baik pelayanan internal kepegawaian dan pelayanan kemasyarakatan itu bisa optimal,” ujar Firdaus Firman yang kerap disapa Ajo oleh rekan-rekan sejawatnya itu.
Dengan penuh kesadaran akan tanggung jawab dan kewajibannya sebagai pimpinan pada instansi yang paling strategis untuk menciptakan suatu akses infomasi berbasis teknologi, Firdaus Firman memastikan pihaknya mendorong terus keterbukaan informasi publik.
“Alhamdulillah tahun lalu secara indeks keterbukaan informasi publik, kita berada di peringkat 5 besar tingkatan Provinsi Sumbar. Dimana ini merupakan sebuah kewajiban dan kita dukung dengan penyediaan website sendiri, aplikasi sendiri, jadi terkait keterbukaan informasi publik bisa diakses semua orang, bahkan untuk dokumen-dokumen yang diminta juga bisa dilayani jika tidak tersedia di website pemerintahan,” katanya.
Banyaknya terobosan-terobosan yang beliau hadirkan di lingkungan OPD pemerintahan, dimulai dari upaya awal percepatan tanda tangan elektronik (TTE) yang menurutnya pada awal tugasnya di tahun 2022 TTE ini belum diterapkan sama sekali.
Padahal, menurutnya, pemanfaat TTE ini menjadi pondasi awal untuk membentuk suatu aplikasi pelayanan pemerintahan berbasis elektronik. Tak butuh waktu lama, dalam hitungan tiga bulan sejak dicanangkan, pihaknya berhasil menjalin kerjasama dengan Balai Sertifikasi Elektronik Indonesia di bawah Badan Cyber Sandi Negara Republik Indonesia untuk mewujudkan Terobosan tersebut.
Hal ini juga yang kemudian membuat pihaknya menyempurnakan pemanfaatan TIK pada lingkup pemerintahan, peningkatan demi peningkatan setiap tahun kemudian berhasil dicapainya. Ditandai dengan peningkatan indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Kabupaten Solok Selatan menembus angka 2,98 tahun lalu.
“Alhamdulillah, peningkatan TIK ini dinilai setiap tahunnya, peningkatan SPBE Solok Selatan berawal dari indeks hanya 1,2 kemudian meningkat jadi 2,3 dan terakhir 2,98 hampir 3, jadi sudah dari kategori kurang, naik ke cukup dan menjadi baik,” katanya.
Peningkatan indeks SPBE tersebut merupakan bukti dari kinerja Diskominfo, dari 48 indikator penilaian, mulai dari Management TIK, infrastruktur, server, termasuk juga pemanfaatan TTE yang kemudian memicu penciptaan aplikasi pelayanan publik.
Bahkan nilai Indeks SPBE 2,98 tersebut, dikatakan sudah melebihi target RPJMD sampai tahun 2025. Meski begitu, pihaknya lantas tak berpuas diri, dimana upaya-upaya peningkatan masih terus dioptimalkan setiap tahunnya.
“Jadi sudah melampaui target RPJMD tahun berjalan. Target memang sudah tercapai, tapi kita merasa, masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita tuntaskan, pencapaian indeks SPBE itu kami anggap suatu trobosan yang harus terus ditingkatkan,” katanya.
Hasil jerih payahnya tersebut, lambat laun mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan mendorong pembuatan aplikasi pelayanan publik di OPD seperti di Disdukcapil dan DPMPTSP, berbagai pelayanan administrasi kemasyarakatan kini bukan lagi menjadi keluhan-keluhan yang sering digaungkan, ketika masyarakat ingin mengurus perizinan, data kependudukan dan adminstrasi lainnya.
Tak puas dengan capaian terobosan tersebut, Firdaus Firman kemudian menjajaki permasalah lain yang dirasakan masyarakat di daerah-daerah pelosok dan perbukitan. Blank Spot atau titik buta ketersediaan jaringan telekomunikasi, membuatnya terpanggil untuk memberikan solusi pengadaan jaringan telekomunikasi bekerjasama dengan PT. Icon dan Telkom.
Bukan dalam bentuk data internet semata, melainkan pihaknya membina dan mendampingi BUMNag untuk membuat dan mengelola suatu usaha jasa penyediaan jaringan internet. Selain pengelolaannya akan lebih terstruktur, trobosan ini juga menjadi sumber pendapatan daerah.
“Kemudian juga terkait titik blank spot, bahwa masih terdapat beberapa nagari yang kita dampingi dan kita buatkan trobosan dengan membentuk BUMNAg berupa penyediaan jasa jaringan internet bekerjasama dengan PT. Icon dan Telkom, yang mana menurut PT.Icon sendiri kita adalah daerah yang pertama kali mengadakan trobosan BUMNag tersebut,” katanya.
Firdaus menyebut, hingga saat ini, terdapat 4 BUMNag yang ia dampingi dan seluruhnya sudah berjalan secara efektif. Salah satunya yaitu di Nagari Pakan Raba’a Timur, BUMNAg Timur Sejati, yang pada penutupan buku di tahun lalu, telah mengklaim pendapatan dari hasil penjualan paket internet hingga 400 juta rupiah.
“Jadi BUMNAg ini yang mengcover ketersedian jaringan di 10 jorong titik blank spot di nagari itu, dengan kehadiran BUMNAg yang kita fasilitasi bekerjasama dengan PT Icon itu, hasilnya 7 dari 10 jorong sudah terbebas dari blank spot,” ujarnya lagi.
Terobosan ini mendapatkan support dan apresiasi dari PT. Icon, selain dari segi pendapatan pada kedua belah pihak, pihaknya merasa turut membantu mengentaskan blank spot suatu daerah, yang menjadi target mereka juga.
Keberhasilan pengentasan blank spot itu kemudian ditindak lanjuti Diskominfo, dengan memfasilitasi kabel jaringan internet ke berbagai fasiltas pelayanan umum seperti di kantor wali nagari, puskesmas hingga beberapa SMP negeri.
“Itu salah satu terobosan yang saya rasa cukup memilki dampak paling berkesan dan kenyataannya sangat efektif dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Walaupun sampai saat ini kita akui banyak kendala yang dirasakan karena faktor geografis dan tingkat kesulitan pada pemeliharaan serta medan yang ditempuh,” katanya.
“Tapi secara umum itu sudah kita masukkan sampai ke Nagari Lubuk Ulang Aling, yang sebelumnya khusus daerah ini tidak pernah terbayangkan bisa masuk internet kabel ke daerah sejauh itu, itu bagi kami di Kominfo merupakan suatu capaian dari terobosan yang kami upayakan,” ujar Firdaus Firman.
Upaya penyediaan jaringan telekomunikasi itu, menjadi bagian dari impian dan cita-cita Bupati Solok Selatan, yang berhasil diwujudkan, setelah sebelumnya mengalami berbagai kendala ketika mencoba melakukan lobi dengan berbagai provider, termasuk juga ke Bakti Kominfo. Hal ini sudah diupayakan sejak akhir tahun 2021 atau awal kepemimpinan Firdaus Firman di Diskominfo pada tahun 2022.
“Meskipun, untuk Bakti Kominfo yang sudah ada eksisting dan sudah berjalan itu ada 4 titik, tapi sayangnya peluang untuk menambah jaringannya ini belum tersedia dari pihak bakti,” jelasnya.
Selain upaya pendampingan BUMNag yang menyediakan jasa paket jaringan, pihaknya juga menyediakan 8 titik WiFi gratis di daerah blank spot yang tersebar di titik perkumpulan seperti pos ronda, masjid, di puskesmas pembantu dan titik lainnya.
Dimana hal ini disambut baik oleh masyarakat yang sangat sangat bersyukur dengan adanya ketersediaan jaringan telekomunikasi, bukan cuma digunakan dari sisi pemanfaatannya, tapi secara tidak langsung menjadi titik pertemuan para pemuda untuk saling sharing informasi.
“Inilah realita yang kita hadapi dan harus kita kerjakan dan diupayakan percepatannya dan juga instruksi dari Bupati juga yang meminta saya sejak awal, untuk pengentasan titik blank spot ini,” katanya.
Banyak juga hal lainnya, yang telah berhasil di upayakan untuk pengentasan masalah jaringan telekomunikasi, Firdaus menjelaskan dalam 2 tahun terakhir pihaknya sudah berhasil mengaktifkan 10 menara jaringan, dimana kalau ditotal secara keseluruhan, maka sudah ada lebih dari 70 menara telekomunikasi.
Rupanya kunci sukses dari keberhasilan yang telah dicapainya tersebut, bermuara pada bagaimana cara Firdaus Firman selalu menjalin komunikasi yang baik pada semua pihak, termasuk juga dengan jajaran perangkat kerja yang di pimpin.
Memahami betul tentang etos kerja, Dengan mengemban jabatan sebagai Kepala Dinas, Firdaus Firman tidak menerapkan sistem hubungan vertikal kepada perangkat kerjanya. Selain itu ia menjaga komunikasi yang baik pada semua orang tanpa memandang status baik jabatan maupun status sosial.
“Saya paling sering kalau di kantor itu pergi ke bagian-bagian, jarang duduk di kantor, karena dari hal hal informal yang saya lakukan itu, kita dapat informasi langsung permasalahan yang timbul, dan cepat menemukan solusi tanpa harus melakukan rapat-rapat formalitas,” kata Firdaus ketika ditanya tentang sistem management kerjanya.
Terkait problem digitalisasi, Firdaus justru merasa masih menjadi suatu cita-cita yang belum terwujud, menurutnya persoalan digitalisasi itu masih jauh dan harus terus dikejar. Firdaus mengakui selama beberapa tahun ini, pihaknya fokus berkutat pada digitalisasi terkait pada pelayanan di lintas pemerintahan, berupa kedisiplinan dan adminstrasi.
Harapannya, digitalisasi bisa diwujudkan untuk cakupan pada lingkup yang lebih luas. Pada sisi lainnya, dalam keterbukaan informasi publik, Diskominfo juga membuka pintu selebar-lebarnya, menjalin hubungan yang baik dengan media informasi publik.
Terakhir, Firdaus berpesan kepada seluruh pihak yang menggunakan TIK pada bidang pekerjaannya, dibalik kemudahan yang diperoleh, ia menekankan agar terus menjaga privasi data untuk menghindari penyalahgunaan.
“Manfaatkan teknologi dengan sebaik baiknya, kemudian kepada kawan-kawan yang bergelut di dunia TIK, banyak cara untuk menjadi orang baik,” pesan Kadis Kominfo Solok Selatan, Firdaus Firman. (*)