SOLOK SELATAN, HARIANHALUAN.ID- Mewujudkan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktifitas, Pemkab Solok Selatan melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) menyelenggarakan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB).
“Rencana Aksi Daerah Kelapa sawit Berkelanjutan ini penting karena, menjadi instrumen untuk mengarahkan pengembangan industri kelapa sawit dan mewujudkan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan”, ungkap Sekda Drs.Syamsurizaldi saat membuka forum, dikonfirmasi Selasa (22/10).
Sekda juga menjelaskan beberapa manfaat dari implementasi RAD-KSB diantaranya, perlindungan lingkungan, peningkatan produktifitas, peningkatan kesejahteraan petani, daya saing global, pengelolaan SDA, transparasi dan akuntabilitas, dan dukungan pembangunan berkelanjutan.
“Kita sangat berharap melalui RAD KSB, diharapkan dapat Tercapai harmonisasi antara kepentingan lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam produksi kelapa sawit”, ungkap Sekda.
RAD-KSB ini dianggap sebagai peta jalan perbaikan tata kelola kelapa sawit berkelanjutan. Menjadi salah satu capaian kinerja daerah dalam peningkatan produktivitas tanaman perkebunan serta menjadi salah satu syarat Pengalokasian Dana Bagi Hasil (DBH) Perkebunan Sawit Bagi daerah.
Sementara itu Kadis KPPP, dr. Nurhayati mengatakan, forum diskusi ini dilaksanakan untuk melakukan identifikasi dan menganalisa program pemerintahan daerah khususnya di bidang perkebunan kelapa sawit.
“Tujuan kita untuk mengidentifikasi dan menganalisis program serta kegiatan yang diperlukan untuk mencapai keberlanjutan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Solok Selatan”, ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan data perkebunan kelapa sawit yang di paparkan Nurhayati, Kabupaten Solok Selatan memiliki total luas perkebunan sawit yaitu 38.682,09 ha terdiri yang terdiri dari perkebunan rakyat seluas 9.955 ha, perkebunan perusahaan 25.975,12 ha, dan perkebunan plasma seluas 2.751,97 ha. (*)