HARIANHALUAN.ID – Sektor pertanian menjadi perhatian pemerintah daerah Tanah Datar, selain dari sebahagian besar wilayah Tanah Datar didominasi lahan pertanian, baik lahan basah maupun lahan kering, hal ini juga disebabkan sebahagian besar masyarakat Tanah Datar bergantung pada sektor ini.
Guna meningkatkan produksi disektor pertanian dan meningkatkan pengetahuan serta wawasan petani, Bupati Tanah Datar Eka Putra, SE, MM melaunching kegiatan Sekolah Lapangan bagi petani, Rabu (15/06/22) di Aula Kantor Bupati Tanah Datar.
Pada saat launching sekolah lapangan yang diprakarsai Dinas Pertanian itu Bupati Tanah Datar Eka Putra, mengatakan jika sekolah lapangan ini sebagai upaya pemerintah daerah untuk melatih para petani agar lebih baik lagi, lebih sejahtera dan mampu memanfatkan lahan-lahan pertanian dengan baik.
“Para petani kita pantang menyerah. Jika panen gagal terus belajar, terus mencoba dan dengan adanya sekolah lapangan ini diharapkan dapat membuka wawasan dan pengetahuan para perani kita,”ungkap Bupati dengan bangga melihat para petani yang didominasi emak-emak ini.
Disampaikan Bupati Eka Putra, selesai sekolah lapangan yang saat ini baru diikuti empat kecamatan, diharapkan petani lebih sejahtera serta menjadi petani yang produktif dan unggul.
Kepada petani emak-emak, Bupati berpesan untuk dapat memanfaatkan lahan-lahan yang ada maupun pekarangan untuk bercocok tanam, namun tetap tidak abai dengan tugas pokok di rumah.
“Kegiatan ini juga sekaitan dengan Program Unggulan (Progul) di bidang pertanian, sehingga dengan akan dapat menyokong percepatan pembangunan daerah di sektor pertanian,” ujarnya.
Terkait kelangkaan pupuk, disampaikan Bupati Eka Putra ini tidak hanya petani di Tanah Datar yang mengeluhkan namun sudah hampir merata di seluruh Indonesia. Oleh sebab itu, Ia berharap agar petani dapat memanfaatkan pupuk organik.
Sebelumnya Plt. Kepala Dinas Pertanian Sri Mulyani mengatakan sekolah lapangan bagi petani ini merupakan proses pembelajaran non formal bagi petani untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dari segi mengenali potensi, menyusun rencana usaha, identifikasi dan mengatasi permasalahan di lapangan untuk dapat mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumber daya yang ada.
“Sekolah lapangan ini diikuti kebanyakan kaum perempuan atau emak-emak karena memang lebih diminati kaum hawa ini di samping lebih tekun juga bersemangat,” katanya.
Terkait permasalahan di kalangan petani, menurut Sri masih adanya petani yang belum melakukan budi daya sesuai good agricultural practices dan SOP baik saat budidaya maupun pengolahan dan pasca panen.
“Saat ini petani kita juga sangat tinggi akan ketergantungannya dengan penggunaan pupuk kimiawi maupun pestisida,”ujarnya.
Sri menambahkan sekolah lapangan bagi petani ini sangat strategis terutama di sentra-sentra komoditi unggulan seperti tanaman cabe, bawang merah, ubi jalar, kacang tanah, kopi dan casiavera atau kayu manis.
“Untuk sekolah lapangan di tahun 2022 ini ada 13 paket dengan 6 komoditi yaitu, cabe merah, bawang merah, kacang tanah, ubi jalar, kopi dan kayu manis, yang diikuti oleh 13 kelompok tani dengan jumlah peserta sebanyak 260 orang dari 4 kecamatan dengan pertemuan secara berkala 1 kali dalam 1 minggu dari Juni hingga September,”sebut Sri.
Pada saat launching tersebut turut hadir tim percepatan pembangunan daerah Hijrah Adi Sukrial, Koordinator Penyuluh Pertanian dan undangan lainnya. (*)