Keprihatinan juga diperkuat data dari Erly Yanti, Kepala UPTD PPA Tanah Datar dan juga pengurus Bundo kandung yang mengungkap kondisi nyata kekerasan sosial yang terjadi. Selama tahun 2024, tercatat 59 kasus kekerasan terhadap anak dan 20 kasus terhadap perempuan. Dari korban anak, 23 orang laki-laki dan 36 perempuan, dengan kekerasan seksual sebanyak 30 kasus, dan kekerasan psikologis 27 kasus, serta 2 kasus kekerasan fisik. Lima wilayah dengan kasus tertinggi adalah Lima Kaum (26 kasus), disusul Rambatan (5), Sungayang (5), Batipuh (4), dan Sungai Tarab (3). “Data ini bukan sekadar angka, ini alarm bagi kita semua bahwa masyarakat kita sedang terluka,” dan penyembuhannya harus dilakukan secara bersama
Ketua LKAAM Tanah Datar, H. Aresno Dt. Andomo, dalam materinya menekankan pentingnya mengembalikan rasa—rasa malu, rasa bertanggung jawab, dan rasa hormat dalam kehidupan bermasyarakat. Ia juga mengusulkan pembentukan forum bersama antar elemen masyarakat untuk merespons persoalan ini secara terstruktur.
Ketua MUI Tanah Datar, Yendri Junaidi, Lc., MA, menyampaikan pentingnya data yang valid dalam menanggulangi persoalan sosial. Ia mendorong agar setiap nagari memiliki program parenting yang kuat sebagai bagian dari penguatan keluarga. “Kita harus mulai dari rumah, dari orang tua,”
Dalam sesi tanggapan, Dr. Kamaluddin, Ketua PERTI, menyoroti persoalan LGBT yang semakin nyata dan terbuka di tengah masyarakat. Ia menegaskan bahwa penguatan peran ninik mamak dalam mendidik anak kemenakan menjadi kebutuhan mendesak saat ini.
Ust. Yasin dari MUI menambahkan pendekatan penanganan yang harus dilakukan secara preventif, represif, dan kuratif. Ia menekankan bahwa solusi harus menyentuh semua lapisan: edukasi, hukum, dan rehabilitasi sosial.
Perwakilan Bundo Kanduang Hj Rusyida Rusli menyampaikan kondisi darurat yang dihadapi masyarakat. Ia mengungkapkan rasa syukur atas pertemuan ini dan mengajak semua pihak untuk bergerak nyata, seperti program “Sumbang 12 Pergi ke Sekolah” yang menekankan pada aksi kolektif untuk mendukung pendidikan dan karakter anak
Ketua Aisyiyah Tanah Datar, Dra. Desvianorita, M.Pd., menyoroti bahwa Aisyiyah sudah sejak tahun 2022 telah berbicara tentang persoalan “pekat” (penyakit masyarakat).