TANAH DATAR, HARIANHALUAN.ID— Kehidupan memprihatinkan dijalani oleh Nenek Ramian (84) dan anaknya, Donal (43), yang telah tujuh tahun menderita kelumpuhan. Keduanya tinggal di sebuah gubuk berukuran 4×6 meter yang tidak layak huni di kawasan seberang sawah Silaki, Nagari Saruaso, Tanah Datar, jauh dari pemukiman warga.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nenek Ramian masih bekerja sebagai pengambil getah di kebun miliknya. Saat ditemui awak media, Selasa (1/7/2025), ia mengungkapkan bahwa sejauh ini hanya menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah nagari sebagai bentuk bantuan.
Kondisi ini menarik perhatian tokoh masyarakat Tanah Datar, Faisal Mak Dang. Ia menilai bahwa situasi yang dialami oleh Nenek Ramian dan anaknya membutuhkan perhatian serius dari pemerintah nagari maupun pemerintah daerah.
“Semoga pemerintah nagari Saruaso lebih peduli terhadap masyarakatnya, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan dan tidak memiliki tempat tinggal yang layak,” ujar Faisal.
Ia juga berharap pemerintah daerah turun langsung melihat kondisi tersebut guna mencari solusi konkrit. Menurutnya, bantuan yang tepat sasaran sangat dibutuhkan agar warga seperti Nenek Ramian dapat hidup lebih layak.
Kisah Nenek Ramian menyentuh hati banyak kalangan. Banyak masyarakat yang berharap agar pemerintah dan pihak terkait segera mengambil tindakan, baik berupa bantuan sosial, renovasi tempat tinggal, maupun dukungan kesehatan untuk Donal.
Pemerintah memang telah menggulirkan berbagai program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun kasus seperti ini menjadi pengingat bahwa masih ada warga yang belum terjangkau oleh program-program tersebut.