HARIANHALUAN – Istano Basa Pagaruyung merupakan simbol peradaban urang minang yang menjadi kebanggaan dan indentitas jati diri, ada banyak makna tersirat dalam filosofi hidup urang minang. Makna budaya ini mesti menjadi kekuatan potensi dalam memajukan wisata Sumbar, dimana aktifitas budaya adalah hulunya dan pariwisata adalah hilirnya.
Hal ini diungkapkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat (Sumbar) Supardi, ketika berkunjung dan melihat dari dekat wisata budaya Istano Basa Pagaruyung, Minggu (30/4).
Ketua DPRD Sumbar mengajak para generasi muda, kaum milenial dan masyarakat agar juga melihat dan mempelajari hal hal budi pekerti budaya yang tersirat terhadap keberadaan Istano Basa Pagaruyung.
“Bukan hanya berfoto ria, menikmati keindahan monumen bangunan Istano Basa Pagaruyung melainkan juga belajar mengetahui banyak hal untuk menanamkan kepribadian budaya dan karakter sejatinya sebagai masyarakat Minangkabau,” ajak Supardi.
Lebih lanjut ia mengapresiasi dan berterimakasih terhadap Pemda Tanah Datar, atas pelayanan wisata yang dilakukan di lingkungan wisata budaya Istano Basa Pagaruyung. Ia menilai pelayanan wisata di tempat itu sudah berjalan baik, namun perlu lagi meningkatkan penataan kelolaannya agar situs budaya Istano Basa Pagaruyung lebih baik lagi pengelolaannya.
“Ada beberapa aktifitas masyarakat pedagang, di sekitar bangunan situs ini kurang bagus terlihat, sehingga memberikan kesan tidak menarik. Seakan-akan terjadi pembiaran, tidak terurus dan tidak ada pedoman pengelolaan yang baik”, ungkapnya.
Supardi juga mengatakan, telah mendengarkan berbagai informasi dari para pengelola Istano Basa Pagaruyung, terasa amat bagus ada pemahaman budaya, kisah dan narasi budaya yang patut menjadi pembelajaran bagi masyarakat umum dan para wisatawan.
“Adanya museum bentuk benda-benda peninggalan kerajaan Pagaruyung serta informasi-informasi keberadaan Istano Basa Pagaruyung dan keterkaitan dengan sejarah bangunan lainnya, tentunya menjadi magnet daya tarik sebaiknya dimulai memanfaatkan teknologi informasi, misalnya dengan e_istanobasapagaruyung”, ujarnya.
Supardi amat berharap hal-hal budaya dan karateristik identitas Minangkabau ini dapat diakses oleh semua masyarakat Minangkabau, baik diranah maupun yang besar di perantauan, sebagai pengetahuan dan pelajaran kebaikan.
“Untuk pengembangan aktifitas Istano Basa Pagaruyung agar juga melibatkan kalangan seniman, budayawan dan wartawan, sehingga eksplorasi berbentuk iven dan kegiatan keberadaan Istano Basa Pagaruyung terukur, terjaga dan menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Barat secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umumnya,” harap Supardi.
Supardi juga menyebutkan secara spesifik pariwisata lebih maju dan terkemuka itu berbasis budaya.
“Lihatlah wisata Bali, Yogyakarta, serta negara-negara maju lainnya pariwisata mereka konsen terhadap wisata berbasis budaya,” tukasnya. (len)