PADANG PANJANG, HARIANHALUAN.ID — Pemerintah Kota atau Pemko Padang Panjang melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menggelar jobfair dalam memeriahkan Hari Jadi Kota (HJK) ke-234.
Berkolaborasi dengan SMK N 1 dan SMK N 2, acara hingga Selasa (3/12) ini berlangsung semarak. Gedung diisi stand perusahaan yang memfasilitasi warga lokal dan warga luar kota mencari informasi dan peluang kerja. Di sisi lain, stand UMKM juga ikut serta mengisi lokasi pameran bursa kerja ini.
Pj Wako Sonny menyampaikan, sejalan dengan tema peringatan HJK “Padang Panjang Sejahtera dan Berkelanjutan”, dirinya berharap kegiatan Job Fair dapat menekan angka pengangguran yang berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Dikatakannya, Job Fair ini diikuti 46 perusahaan, baik perusahaan yang berada di Padang Panjang maupun di luar kota. Lowongan kerja berjumlah lebih dari 500 berbagai sektor usaha.
Masalah ketenagakerjaan, sebutnya, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Peran aktif masyarakat, baik dari perusahaan pemberi kerja maupun pencari kerja serta stakeholder terkait yang berhubungan dengan ketenagakerjaan sangat dibutuhkan.
“Perluasan kesempatan kerja secara cerdas dan inovatif melalui pameran kesempatan kerja ini sangat dibutuhkan dalam menyiasati kesenjangan informasi tentang lowongan kerja. Sekaligus untuk penyerapan tenaga kerja potensial dalam upaya mengurangi pengangguran,” katanya.
Sonny berharap, momentum Job Fair dapat dimanfaatkan pencari kerja guna mencari pekerjaan, sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki. Sekaligus menjadi pemicu untuk membekali diri dengan kompetensi sesuai dengan standar dunia kerja.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat, Drs. Barlius, M.M mengapresiasi kolaborasi Pemko, SMK N 1 dan SMK N 2, sehingga Job fair bisa terselenggara. Menurutnya ini tak lepas dari arahan Pj Wako Sonny.
Lebih lanjut, Barlius menjelaskan, industri saat ini bisa masuk, mengintervensi dan mengevaluasi sekolah kejuruan, agar sesuai dengan kebutuhan kerja yang dikehendaki. Lulusan SMK 2023 terserap 84 persen.
Menghadapi keterbatasan lowongan pekerjaan, sebutnya, pemerintah melakukan terobosan. Di antaranya men-dropping pencari kerja ke luar negeri seperti ke Jepang. Pencari kerja dilatih bahasa Jepang dan keahlian tertentu, lalu dikirim ke sana dalam satu kontrak kerja.
“Pertumbuhan lapangan kerja tidak sebanding dengan lulusan ribuan lulusan SMK. Hendaknya, industri yang menerima lulusan SMK bisa melatih mereka lebih baik lagi. Job Fair bisa bermanfaat buat pencari kerja dan lulusan SMK,” pungkasnya. (*)