Selama Nataru, jalan tol yang akan difungsionalkan oleh Hutama Karya adalah ruas Sigli–Banda Aceh Seksi 1 (Padang Tiji–Seulimeum) sepanjang 24,67 kilometer (km). Lalu, Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat sebagian Seksi 2 Kuala Tanjung–Indrapura yang membentang 10,15 km, yang dikelola oleh anak usaha Hutama Karya. Kemudian, Jalan Tol Binjai–Langsa Seksi 3 Tanjung Pura–Pangkalan Brandan sepanjang 19 km. Terakhir, Tol Pekanbaru–Padang Seksi Padang–Sicincin sepanjang 36,6 km.
“Fungsional keempat ruas tol ini rencananya akan dimulai pada 21 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025 dengan berkoordinasi dengan dirlantas setempat terlebih dahulu terkait jam operasional dari ruas- ruas fungsional tersebut,” ujar Budi.
Lebih lanjut, Budi menambahkan bahwa Jalan Tol Binjai–Langsa Seksi Tanjung Pura–Pangkalan Brandan telah dilakukan Uji Laik Fungsi dan Operasi pada akhir November lalu. Dengan skema indikator perhitungan baru pada Rapat Pleno ULFO Hutama Karya, ruas tersebut memperoleh hasil simulasi tindak lanjut rekomendasi ULFJ dengan Pemeringkatan Bintang, yaitu bintang 5.
Dengan fungsionalnya ruas-ruas ini, maka akan memangkas waktu tempuh cukup signifikan. Di mana Tol Pekanbaru–Padang Seksi Padang–Sicincin yang akan menjadi tol pertama di Sumatera Barat yang akan memangkas waktu tempuh sekitar 30 menit, Sebelumnya butuh lebih dari 1 jam.
Sementara itu, waktu tempuh dari Binjai ke Brandan menjadi hanya 40 menit, padahal sebelumnya butuh dua jam. Waktu terpangkas karena fungsionalnya Jalan Tol Binjai–Langsa Seksi Tanjung Pura–Brandan. Keterhubungan jalan tol ini juga akan memudahkan konektivitas bagi wisatawan yang berasal dari Bandara Kualanamu Medan yang akan menuju Brandan hingga Langsa.
Mendukung kelancaran fungsional ruas tol ini, Hutama Karya menegaskan komitmennya untuk menyediakan layanan pendukung yang lengkap selama periode fungsional, seperti posko dan personal dengan layanan medis, bantuan darurat, dan informasi perjalanan. Juga penempatan armada siaga, termasuk ambulans, mobil derek, dan patroli jalan raya.