PADANG, HARIANHALUAN.ID — Terminal Anak Air yang telah diresmikan tiga tahun lalu merupakan terminal tipe A yang diproyeksikan sebagai pengganti Terminal Bingkuang di Air Pacah yang hancur akibat gempa 2009. Terminal yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp70 miliar itu seharusnya difungsikan sebagai tempat keluar masuknya Bus Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Namun nyatanya, apa yang terjadi berbeda dengan tujuan awal pemerintah. Terminal tersebut seolah mubazir dan kini malah beralih fungsi.
Berdasarkan pantauan Haluan, terminal mewah tersebut terlihat sepi, bahkan hampir sama sekali tidak ada aktivitas bus.Tampak hanya bus Trans Padang yang sering bergantian keluar masuk terminal.
Terminal Anak Air sendiri direncanakan untuk menggenjot perekonomian melalui UMKM. Rencana itu terlihat dari fasilitas yang tersedia. Terminal megah itu menyediakan sebanyak 40 ruangan yang dapat diisi oleh para pelaku UMKM. Namun karena terminal tersebut sepi, terlihat ruangan tersebut sama sekali tidak diisi oleh pelaku UMKM.
Padahal secara fasilitas dan keamanan, Terminal Anak Air sangat baik. Terminal itu dilengkapi dengan ruang tunggu yang nyaman, toilet dan kamar mandi yang terawat, musala untuk tempat ibadah, dan keamanan 24 jam dari petugas yang didukung dengan cctv.
Sementara untuk pihak bus, terminal juga menyediakan stan-stan PO bus yang tersusun rapi, dan pos ramcheck bagi masing-masing PO bus.
Meski sudah sedemikian tertata dengan fasilitas lengkap, tetap saja terminal tersebut sepi. Walaupun telah didukung dan dilengkapi fasilitas yang lengkap dan mumpuni, tapi tetap saja tidak bisa menjadi roda penggerak ekonomi Kota Padang.