PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Pariaman mencatat, angka prevalensi stunting di daerah tersebut sampai awal Desember 2024 lalu mencapai 10,4 persen.
Angka tersebut berasal data Elektronik Pencatatan Pelaporan Berbasis Masyarakat (EPPBGM) tahun 2024 yang memeriksa 6.036 balita berdasarkan perbandingan usia dengan tinggi dan berat badan.
Plt Kepala Dinkes Kota Pariaman, Rio Arisandi saat ditemui di ruang kerjanya menerangkan, EPPBGM merupakan metode pengambilan data real yang didapat berdasarkan penimbangan setiap bulan. Ia menyebut, pengambilan data dilakukan langsung oleh kader posyandu yang ditunjuk di masing-masing desa.
“Untuk angka prevalensi stunting tahun ini kalau berdasarkan EPPBGM berada di angka 10,4 persen. Ini merupakan kabar baik karena capaiannya masih belum di bawah target nasional yaitu 14 persen,” kata Rio.
Ia mengatakan, pada tahun 2023, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) terdapat 17,08 persen anak di Kota Pariaman terindikasi stunting. Angka tersebut dikatakan melebihi target nasional yaitu 16 persen.
“Untuk tahun ini, kita berharap prevalensi stunting tidak akan melebihi target nasional yang ditetapkan, baik itu berdasarkan EPPBGM maupun SSGI,” katanya.
Rio menyebut, dalam menekan prevalensi stunting, pihaknya secara rutin memberi edukasi kepada orang tua untuk menerapkan pola hidup. Dijelaskannya, untuk mencegah risiko stunting balita harus mendapat asupan zat gizi seperti protein, zat besi, vitamin, dan mineral.
“Asupan gizi ini sederhananya mudah dijumpai, seperti telur, ikan, daging ayam dan sapi, susu, kacang-kacangan serta sayuran hijau,” tuturnya.
Selain asupan makanan, kata Rio, orang tua juga perlu menjaga pola hidup dan lingkungan yang bersih untuk menghindari risiko penyakit yang akan memengaruhi penyerapan asupan gizi.
“Bagaimanapun, prevalensi stunting ini sangat berpengaruh dengan pola asuh dari orang tua. Mereka harus memberi stimulasi kepada anak,” kata dia.
Tidak hanya menekankan pola asuh orang tua, untuk anak-anak yang sudah terisiko stunting kata Rio akan diberi bantuan makanan tambahan dari Dinas Kesehatan. Sejauh ini, penyaluran bantuan tersebut sudah terlaksana sepenuhnya.
Kendati begitu, ia berharap para orang tua semakin memahami dan menyadari pentingnya membawa anak ke posyandu secara rutin. Hal ini, ia sebutkan untuk mengetahui tumbuh kembang anak agar dapat dilakukan pencegahan apabila ada yang terisi stunting.
“Sebab, pengobatan paling efektif untuk anak yang terindikasi stunting itu hanya sampai usia di bawah dua tahun,” terangnya. (*)