DHARMASRAYA HARIANHALUAN.ID — Di akhir masa jabatan Sutan Riska Tuanku Kerajaan, kalau tidak ada aral melintang, tanggal 10 Februari 2025 mendatang, Bupati Dharmasraya terpilih Annisa Suci Ramadhani dan Lely Arni, akan segera dilantik. Artinya, hanya hitungan hari saja lagi kebersamaan dengan Sutan Riska Tuanku Kerajaan.
Kedatangan insan pers yang tergabung dalam PWI Dharmasraya, disambut hangat oleh orang nomor satu di Ranah Cati Nan Tigo itu. Hanya sekitar dua puluh menit pembicaraan formil yang diawali oleh Plt.Ketua PWI Dharmasraya Yahya, didampingi anggota dan Kepala Dinas Kominfo Rovanly Abdam.
Dimana pembicaraan formil tersebut terkait dengan pelaksanaan HPN 2025 yang masih dalam keraguan antara Banjarmasin Kalimantan Selatan atau Pekanbaru Riau, bupati langsung menegaskan akan mendukung dan siap untuk hadir.”Tapi jangan lupa, PWI sudah sepantasnya memberikan penghargaan kepada saya,” ucapnya sambil berseloroh dan tertawa.
Alasannya, sembilan tahun ia menjabat sebagai Bupati Dharmasraya, banyak hal yang sudah ia perbuat, terutama perhatiannya terhadap kebudayaan, apakah itu kepada pemangku adat, maupun secara fisik dengan rehab rumah adat.”Itu bisa dibuktikan dalam APBD Dharmasraya,” tegasnya.
Setelah itu Sutan Riska Tuanku Kerajaan, memulai pembicaraan humor tapi berisi terkait perkembangan dan permasalahan yang sedang dihadapi Dharmasraya dan Negara RI saat ini.
Diawali dengan pertanyaan Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan kepada mantan Ketua PWI Dharmasraya dua periode Maryadi, terkait usaha yang dijalani selama ini yaitu usaha jasa kurir, akhirnya melebar sampai kepada belanja online dan juga judi online. Secara logika kata bupati muda dua periode itu, tidaklah mungkin manusia melawan mesin akan menang, menang pun diawal, akhirnya manusia akan mengalami kekalahan.”Sudahlah, hentikan bermain judi online,” katanya.
Setiap topik pembicaraan selalu diiringi dengan humor, tidak ada ketegangan antara bupati dan wartawan yang hadir, gara gara judi online rumah tangga hancur, perceraian terjadi.”Wartawan kabanyo ado lo pemain judi online,” katanya dengan bahasa daerah sambil tertawa terbahak bahak.
Kemudian, pembicaraan mulai berpindah kepada pembangunan Dharmasraya, meski demikian kata kata humor terus keluar sambil tertawa terbahak bahak, bupati melanjutkan pembicaraannya, berat jadi kepala daerah, permintaan masyarakat dibawah baik secara langsung maupun melalui Musrenbang, selalu infrastruktur jalan dan jembatan, biaya untuk pembangunan nya cukup besar.
Berpindah lagi ke pembicaraan pajak, terutama pajak kendaraan bermotor, di mana masyarakat banyak yang enggan bayar pajak, ia sebagai kepala daerah memulai dari internalnya dengan mengaitkan dengan TPP, dimana setiap ASN dilingkungan Pemkab Dharmasraya yang tidak bayar pajak, yang bersangkutan tidak akan menerima TPP sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh pihak Samsat.
Namun katanya, tentu tidak bisa bertepuk sebelah tangan, keengganan masyarakat membayar pajak harus ditelusuri juga, dan kenapa masyarakat Dharmasraya yang berada di ujung selatan lebih senang pakai plat nomor BH, bayar pajak ke Muaro Bungo Jambi. “Tetapi semua itu sudah ada dalam kantong bupati,” ucapnya sambil tertawa terbahak bahak lagi.
Berpindah lagi pembicaraan ke feeder tol, diawali dengan pertanyaan salah seorang wartawan senior Syaiful Hanif yang juga mantan Sekretaris PWI Dharmasraya, apakah benar sampai ke Solok Selatan.
Dengan tegas Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan, mengatakan, pokoknya pintu Tol tersebut jadi, apakah sampai ke Solok Selatan atau tidak yang jelas jadi. Karena dampak dari pintu tol tersebut terhadap daerah lain seperti Muaro Bungo, Tebo, Solok Selatan, Sijunjung, Kabupaten Solok, Kota Sawahlunto, sangat besar sekali, karena sudah dapat dipastikan untuk keluar dari feeder tol adalah jalan nasional atau jalan lintas Sumatera (Jalinsum) yang ada di Kabupaten Dharmasraya. “Kalau Pak Maryadi sudah jam tiga, jadi dia tidak memikirkan itu,” ucap Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan, sambil tertawa terbahak bahak termasuk Kadis Kominfo Rovanly Abdam yang juga sudah jam tiga.
Sampai sampai penderitaan laki laki sejak waktu kecil sampai sudah beristri jadi bahan untuk tertawa. “Waktu kocik Amak mamberangan, lah ba bini, eh bini pulo lai nan mamberangan, yo baitu bana nasib laki laki ko,” kata bupati dengan bahasa Dharmasraya sambil tertawa terbahak bahak membuat ruangan orang nomor satu itu riuh dengan tawa.
Waktu juga yang membatasi, karena waktu Zuhur hampir masuk, akhirnya statement bupati ditutup dengan dukungan penuh untuk kegiatan HPN dimanapun di gelar.
Semoga kata H Habibi yang juga Plt. Bendahara PWI Dharmasraya, apa yang dilakukan oleh Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan dengan PWI Dharmasraya, dapat diikuti juga hendaknya oleh pemimpin berikutnya. (*)