Ia juga menegaskan, masyarakat Sumbar tidak pernah memilih pasangan Mahyeldi-Vasko untuk menjadi perwakilan pemerintah pusat di Sumbar. Gubernur Sumbar dipilih untuk mewujudkan kepentingan lingkungan dan masyarakat Sumbar.
“Jadi, jangan mengakomodir semua kepentingan Jakarta yang berpotensi menyengsarakan masyarakat adat. Bertindaklah sebagai niniak mamak yang inklusif dan mampu menyelesaikan masalah,” katanya.
Koordinator SIEJ Simpul Sumbar, Jaka HB mengatakan, kerja-kerja jurnalis mengawasi kebijakan-kebijakan lingkungan semakin kompleks. Sebab, beberapa waktu lalu presiden mengucapkan pernyataan mendukung sawit dan jangan takut deforestasi. Jaka mengungkapkan bahwa dari tahun 2011 hingga 2016, sekitar 15 ribu hektare tutupan hutan Sumbar telah menghilang. Begitupun dengan setengah garis pantai Sumbar yang mengalami abrasi. “Untuk itu, marilah kita bersama-sama ambil bagian dalam upaya penyelamatan menuju Sumbar pulih,” ujarnya. (*)