“Senang saja lihat anak-anak kecil bisa Bahasa Indonesia, jadi lucu, pintar dan bijak saja. Meski saya dengan teman-teman masih berbahasa daerah, tapi ingin saja saya mengajarkan anak dengan Bahasa Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, menurut Rika sendiri, apabila anak lebih awal telah dikenalkan dengan Bahasa Indonesia dan sudah fasih, tentu setelahnya tumbuh dewasa, anak selanjutnya bisa diarahkan dan diajarkan dengan bahasa internasional.
“Dulu saya, kalau seusia remaja Bahasa Indonesia itu susah menyebutnya dan terpatah-patah karena tidak lancarnya. Bahkan terlihat lucu saja. Makanya, saya ingin anak saya lancar Bahasa Indonesia-nya, lalu selanjutnya bisa waktu panjang pula untuk bisa bahasa internasional. Karena saya melihat diri saya juga dulunya, dan ingin masa depan anak yang baik saja,” katanya.
Begitu juga Nina (34), seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Padang. Ibu yang memiliki dua orang anak ini beralasan kalau di pendidikan formal, rerata anak-anak sudah fasih berbahasa Indonesia.
“Guru-guru kan sering mengajar dengan Bahasa Indonesia. Apalagi di perkotaan ini, anak-anak mungkin lebih akrab dengan Bahasa Indonesia. Makanya saya juga mengajarkan anak sejak kecil dengan Bahasa Indonesia juga,” ujarnya.
Alasan lainnya, sebut Nina, kecakapan anak berbahasa Indonesia terlihat adanya peningkatan kepercayaan diri terhadap sang anak. Sebab, sebagian besar anak lain juga sudah akrab dengan Bahasa Indonesia di lingkungan sekolahnya. Sehingga Bahasa Indonesia menjadi alasan untuk mendidik anaknya agar di lingkungan luar sang anak bisa memiliki teman dan tidak kesepian karena kendala bahasa.